MATA INDONESIA, JAKARTA – Makan ketika tengah malam merupakan suatu godaan yang sulit untuk dihindari terlebih jika menjalankan lembut saat bekerja. Namun, sebaiknya hal tersebut dihindari karena sering dikaitkan dengan penyakit asam lambung dan kenaikan berat badan. Hal ini disebabkan karena saat berbaring, isi perut bisa kembali naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan gejala GERD.
Jika mengutip dari Verywell Health, ahli gizi mengatakan bahwa diperlukan menunggu sekitar 3 jam antara waktu makan terakhir dengan waktu tidur. Jeda ini diperlukan untuk menjaga proses pencernaan dan isi perut yang berpindah ke usus kecil, serta mencegah masalah seperti mulas di malam hari.
Sementara itu di sisi lain, kepercayaan jangka panjang bahwa interval dua jam antara makan dan tidur bisa meningkatkan kontrol gula darah sebagian besar tidak bisa dibuktikan. Hal ini mengacu pada sebuah studi dari Jepang pada 2019 yang tidak bisa menemukan hubungan antara penundaan dua jam dan tingkat HbA1c.
Namun, tetap saja bahwa aktivitas makan yang terlalu dekat dengan waktu tidur bisa membahayakan. Terutama jika makan terlalu banyak lalu dilanjutkan dengan berbaring.
Selain itu, efek buruk lainnya apabila seseorang tidur tidak lama setelah makan yaitu tubuh rentan mengalami lelah fisik dan mental. Kondisi disebabkan tubuh yang masih dalam proses mencerna dan menguras energi ketika tidur.
Hal inilah yang membuat seseorang merasa lelah dan kekurangan energi seolah habis melakukan aktivitas fisik.
Kondisi ini pula yang menyebabkan orang yang makan pada tengah malam sebelum tidur rentan mengalami mimpi buruk akibat terlalu lelah.
