Pola Prostitusi Berubah, dari Konvensional ke Media Sosial!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Teknologi yang semakin maju membuat masyarakat dunia tak terhalang oleh batas. Bentuk kejahatan yang ditimbulkan kemajuan teknologi berkaitan dengan aplikasi internet atau istilah asingnya cyber crime.

Prostitusi online adalah gejala kemasyarakatan di mana wanita menjual diri, melakukan perbuatan asusila sebagai mata pencaharian dan media sosial sebagai alat untuk membantu bernegosiasi harga dan tempat dilakukan prostitusi tersebut.

Prostitusi online merupakan penyakit masyarakat yang semakin marak dan tak terkendali. Walaupun prostitusi sudah ada sejak dahulu, namun prostitusi yang dulu dianggap tabu atau tidak biasa, kini menjadi biasa di mata masyarakat. Tak hanya di Kota-kota besar di daerah terpencil pun sering terjadi.

Berpindahnya prostitusi dari konvensional ke daring, karena banyaknya tempat prostitusi yang ditutup pemerintah. Selain itu, para pekerja seks komersial menganggap penggunaan media sosial sangatlah efektif untuk mempromosikan bisnis prostitusinya.

Jika dulu para pelaku prostitusi “mangkal” di pinggir jalan, lokalisasi, atau dapat dipesan melalui germo, sekarang dengan adanya media sosial seperti twitter memudahkan mereka melakukan promosi dan memikat pelanggan.

Dengan menggunakan media sosial, aktivitas prostitusi menjadi semakin luas dan kompleks karena tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Media sosial digunakan sebagai media untuk melakukan pemasaran sendiri dan tidak tergantung dengan mucikari. Sehingga memotong rantai bisnis prostitusi dan mengurangi fee untuk mucikari.

Pola prostitusi online biasanya memanfaatkan sosial media seperti facebook, whatsapp, twitter, line serta aplikasi lainnya.

Namun sekarang berbeda. Salah satu contoh prostitusi online yang terjadi di Surabaya, pada awalnya menggunakan media sosial facebook, kini beralih menggunakan aplikasi media sosial yang telah tersedia di ponsel android.

Hal ini terungkap salah satu pekerja seks komersial (PSK). Mereka menjalankan bisnisnya dengan mrenggunakan aplikasi media sosial yang bernama Say Hi!

Aplikasi ini layaknya media sosial lainnya. Fitur yang terdapat di dalamnya berupa gambar dan chat.

Sedang di Kendari, salah satu wanita menggunakan aplikasi MiChat, ia menjalankan bisnisnya melalui aplikasi tersebut. Setelah ditelusuri, hampir dominan wanita yang menggunakan aplikasi MiChat ini dengan menuliskan status BO, pijat dan yang merujuk ke transaksi seksual lainnya.

Di aplikasi MiChat, wanita yang bekerja sebagai PSK secara terang-terangan memajang foto profil yang menggoda. Supaya para lelaki tertarik untuk memesannya. Alasan menggunakan aplikasi MiChat untuk mendapatkan konsumen antara lain: faktor privasi dan keamanan, serta kemudahan.

Di Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti, prostitusi online terjadi melalui aplikasi chatting yaitu BeeTalk. Layaknya prostitusi konvensional BeeTalk ini juga diawali dengan proses tawar menawar terlebih dahulu.

PSK ini sangat mudah ditemukan dalam aplikasi BeeTalk dengan mencari kode BO, langsung menemukannya. Aplikasi BeeTalk ini kebanyakan digunakan oleh remaja milenial. BeeTalk ini dapat mendeteksi sesama pengguna dalam hitungan jarak. Meskipun prostitusi online semakin marak, tetapi pemerintah belum maksimal dalam menanggulanginya.

Faktor yang menyebabkan prostitusi online semakin marak antara lain: lemahnya tingkat keimanan seseorang, kemiskinan, keinginan cepat kaya, faktor budaya dan lemahnya penegakkan hukum.

Norma-norma sosial jelas mengharamkan prostitusi, bahkan sudah ada UU mengenai praktek prostitusi yang ditinjau dari segi Yuridis yang terdapat dalam KUHP yaitu mereka yang menyediakan sarana tempat persetubuhan (pasal 296 KUHP), mereka yang mencarikan pelanggan bagi pelacur (pasal 506 KUHP), dan mereka yang menjual perempuan dan laki-laki di bawah umur untuk dijadikan pelacur (pasal 297 KUHP).

Dunia kesehatan sudah memperingati bahaya penyakit kelamin seperti HIV / AIDS. Meski demikian, perbuatan prostitusi masih ada, bahkan terorganisir secara profesional dan rapi. (Azizah Putri Octavina)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini