Merasakan Sensasi Dalam Peti Mati Ini di Korea Selatan, Kayak Mati Beneran?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berbicara tentang Korea Selatan pasti yang terbesit dalam pikiran adalah musik genre K-pop dan drama Koreanya. Tetapi tahukah kamu kalau di Korea terdapat pusat meditasi aneh yang bisa bikin geleng-geleng kepala.

Penasaran? Namanya Happy Dying atau pemakaman palsu. Kalau Kamun suka Korea pasti tahu kalau negara tersebut memiliki tingkat kesibukan yang padat beberapa tahun terakhir, angka kematian di sana juga relatif tinggi. Menurut data statistik per hari saja tercatat 42 orang mati karena bunuh diri.

Diilhat dari channel Youtube Vice, Selasa, 4 Februari 2020, Kepala Happy Dying Kim Ki Ho menjelaskan terkait proses pemakaman palsu. Ia mengatakan setiap peserta nantinya akan masuk ke dalam peti agar bisa merasakan kematian.

Hal ini dimaksudkan sebagai ajang mereflesikan kehidupan agar manusia bisa lebih menghargai kehidupan yang indah ini.

Proses meditasi yang belakangan cukup populer di Korea Selatan ini berawal dari Kim yang saat itu sedang membuat tulisan ilmiah untuk memperoleh gelar doktornya. Ia menulis tentang kematian dan meditasi. Lalu ia berpikir, saat melakukan meditasi tentang kematian ternyata kesadarannya justu meningkat.

Akhirnya Kim pun mengundang temannya untuk melakukan hal yang sama dengannya. Tanpa Kim duga responsnya ternyata baik dan mereka juga ikut merasakan ketenangan setelah melakukan meditasi kematian.

“Di dalam peti, peserta melakukan meditasi yang disebut meditasi kematian,” kata Kim.

Pada setiap peti sudah disediakan lubang kecil agar udara tetap bisa masuk. Karena ini bukan sesi mati yang sesungguhnya tetapi hanya proses kematian bohongan saja.

Ketika proses pemakaman tiba, semua peserta diwajibkan memakai baju berwarna putih yang telah disediakan, baju tersebut mirip dengan Kimono.

Layaknya menuju kematian yang sesungguhnya, setiap peserta diwajibkan untuk menulis wasiat kepada keluarga, sahabat, maupun orang terkasih dengan tujuan proses pemakaman bisa berjalan lancar dan perserta bisa meninggalkan dunia dalam keadaan tenang.

Selepas itu, setiap peserta akan mengikuti langkah malaikat maut yang menjadi penunjuk jalan kematian di depan. Sambil memegang lilin, para pserta tidak boleh mengeluarkan suara atau sepatah kata pun hingga masuk ke dalam peti mati.

Setelah berbaring di dalam peti mati, kedua tangan mereka diikat dengan kain panjang berwarna putih. Kemudian peti ditutup satu per satu sambil dipukul-pukul atasnya yang bertanda peti itu sudah tidak bisa dibuka lagi. Lalu keadaaan tiba-tiba hening, artinya proses kematian sedang berlangsung.

Meditasi tersebut cukup ampuh membuat seseorang terlahir kembali, seperti yang dirasakan oleh Kim Byung Soo yang berprofesi sebagai Dokter Gigi.

“Saat berada di dalam peti dan saat aku memejamkan mata, aku melihat sedikit cahaya. Ketika aku benar-benar terhanyut, aku merasa terlahir kembali,” kata Kim Byung.

Kejadian meditasi di atas sangat berarti bagi mereka yang tengah mengalami depresi berat, dan memerlukan waktu sendiri, untuk mengenal dirinya sendiri.

Mungkin benar, yang mereka butuhkan hanyalah waktu untuk mengenal dan mempercayai dirinya sendiri atas apa yang telah dilakukan selama ini. Mau ia datang kembali sebagai sosok yang baru, itu balik lagi kepada kepercayaan masing-masing. (Anita Rahim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini