Mengenal Déjà Vu, Sebuah Kenangan atau Perasaan Saja?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Seberapa sering kamu mengalami Déjà vu? Setiap orang pasti pernah mengalami Déjà vu selama hidupnya.

Fenomena ini merupakan suatu hal yang terasa aneh dan seperti pernah melihat atau mengalaminya itulah yang disebut Déjà vu. Namun Déjà vu tak bisa dijelaskan dengan detail karena hal itu datang hanya sekelebat saja dan berlangsung sangat cepat.

Déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang artinya sudah terlihat. Jika terjadi Déjà vu membuat kita berpikir keras untuk mengingat dimana dan kapan mengalaminya, namun hal itu bisa terlewatkan karena ketidakinginan dalam mengingatnya.

Menurut Anne Cleary, seorang Psikolog asal Amerika, Déjà vu hanya sebuah perasaan saja, murni perasaan bukan karena hal yang lain. Kemudian Cleary juga mengatakan bahwa Déjà vu tidak ada kaitannya dengan kenangan seseorang dalam kehidupannya.

Justru terjadinya Déjà vu karena sebuah keakraban terhadap sesuatu yang menjadi faktor utama pemicunya. Seperti halnya suatu tempat, ruangan, wajah seseorang hingga tata letak sebuah tempat yang pernah dilihat sebelumnya namun tak bisa diingat dengan baik.

Tetapi, otak mengenalinya dengan baik hanya tak mampu mengingatnya dengan pasti. Hal itu sangat membingungkan namun tak bisa mengingat kapan, dimana dan dengan siapa saat hal itu terjadi.

Selain itu, Cleary membantah bahwa Déjà vu bisa memprediksi apa yang akan terjadi dimasa depan. Hingga Cleary membuat tes sederhana dalam permainan The Sims namun dengan barang-barang yang berbeda.

Hasilnya, ditemukan duplikasi yang menjadi pemicu terjadinya Déjà vu pada setiap responden yang mengikuti tes tersebut. Selain tes permainan, tes pun dilakukan dengan memutarkan sebuah video. Para responden diminta untuk melakukan rangkaian yang ada didalam video, namun ditata dengan keadaan yang hampir sama dengan video sebelumnya.

Hal itu membuat responden mengalami Déjà vu, hal itu dikatakan oleh hampir separuh dari responden yang mengikuti rangkaian tes tersebut. Responden memberikan jawaban bahwa mereka tidak bisa melakukan prediksi apa yang akan terjadi selanjutnya dalam rangkaian tes tersebut.

Hal itu semakin membuktikan apa yang dikatakan Cleary bahwa Déjà vu tidak bisa memprediksi masa depan. Nah, terbuktikan jika Déjà vu hanya sebuah perasaan saja, tidak ada kaitannya dengan sebuah kenangan seseorang ataupun tidak ada kaitannya dengan prediksi masa depan.

Reporter : Adinda Putri Nur Afifah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini