Lady Gaga Jadi Pembunuh Pewaris Gucci

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tragedi pembunuhan Patrizia Reggiani terhadap Maurizio Gucci, pewaris brand ternama Gucci yang tak lain adalah mantan suaminya, kini telah jadi sebuah film. Penyanyi Lady Gaga memerankan Patrizia Reggiani.

Sutradarai Ridley Scott mengangkat kisah ini dalam film berjudul “House of Gucci”. Selain Lady Gaga, sejumlah aktor beken ikut berperan di film ini. Mereka adalah Adam Driver, Jared Leto, Al Pacino, Jeremy Irons, dan Salma Hayek.

Film ini berasal dari dari buku berjudul “The House of Gucci: A Sensational Story of Murder, Madness, Glamour and Greed” karya Sara Gay Forder yang terbit tahun 2001. Film ini telah tayang secara perdana pada Selasa, 9 November 2021, di London, dan mulai tayang di bioskop-bioskop dunia pada 25 November 2021.

Mengenai kisahnya, Patrizia lahir dari keluarga sederhana, pada 2 Desember 1948 di sebuah kota kecil di luar kota Milan, Italia. Ia hanya tinggal bersama sang ibu, yang bekerja sebagai pelayan. Sejak kecil, ia bahkan tidak mengenal sosok ayah kandungnya.

Saat usianya 12 tahun, sang ibu menikah dengan Ferdinando Reggiani, pebisnis kaya di bidang transportasi. Sejak saat itulah hidupnya berubah dan mulai merasakan hidup mewah.

Patrizia juga mulai melakukan “panjat sosial” dengan kaum-kaum elite di Milan. Dari sini, ia bertemu dengan Maurizio Gucci.

Secara persis, keduanya bertemu di sebuah pesta pada November 1970. Lalu, pada tahun 1972, mereka menikah dan mendapat dua orang putri. Putri pertama mereka, Alessandra lahir pada tahun 1977, sementara putri kedua mereka, Allegra lahir pada tahun 1981.

Menjadi seorang istri dari pewaris brand ternama, membuat kehidupan Patrizia penuh dengan kemewahan. Ia selalu mengenakan busana-busana mahal yang berkelas saat menghadiri acara-acara sosial.

Meski telah lama menikah dan memiliki keturunan, Rodolfo Gucci yang tak lain adalah ayah mertuanya, tidak pernah merestui pernikahannya dengan sang anak. Rodolfo menganggap Patrizia adalah wanita yang materialistis.

Pernikahan mereka mulai retak saat Rudolfo meninggal dunia, dan Maurizio mendapatkan 50% saham Gucci. Keretakan ini terjadi lantaran Patrizia terlalu ikut campur dan terus menekan Maurizio mengenai pengelolaan brand Gucci.

Dulu, alasan Maurizio menikahi Patrizia karena ia menganggap bahwa istrinya itu akan mendukung dan menjadi sumber kekuatannya ketika ia berhadapan dengan sang ayah. Namun, setelah menikah dan mendapatkan kekuasaan pengelolaan Gucci, mereka berdua sering bertengkar urusan pengelolaan perusahaan.

Merasa tidak tahan dengan sikap Patrizia, Maurizio pun pergi dari rumah dan tak pernah kembali. Ia juga menjalin hubungan dengan wanita lain.

Hingga akhirnya, mereka resmi bercerai di tahun 1991. Setahun setelahnya, Patrizia menderita tumor otak, yang membuatnya harus melakukan operasi. Saat itu ia menitipkan dua putrinya kepada Maurizio, namun Maurizio menolak dengan alasan sibuk dengan pekerjaannya.

Di tahun 1993, Maurizio terpaksa menjual kepemilikan Gucci senilai USD 120 juta kepada bank Investcorp yang bermarkas di Bahrain.

Setelah bercerai, Maurizio tetap memberikan uang bulanan kepada Patrizia sebesar USD 100.000. Ia melarang Patrizia tinggal di rumah-rumah mewah milik Gucci. Maurizio malah memberikan akses properti kepada kekasih barunya, Paola Franchi.

Merasa sakit hati dengan perlakuan Maurizio, Patrizia pun berjanji untuk menghancurkan mantan suaminya suatu saat nanti. Patrizia kemudian memerintahkan pembunuh bayaran untuk membunuh mantan suaminya.

Pada 27 Maret 1995, tepat pukul 08.20 pagi, Maurizio berangkat ke kantornya. Lima belas menit kemudian ia tewas tertembak empat kali diluar kantornya.

Usia kematian Maurizio, Patrizia bersama kedua putrinya pindah ke rumah mantan suaminya yang beralamat di Jalan Corso Venezia. Patrizia juga mengusir Paola kekasih Maurizio. Selama dua tahun, kehidupan mereka damai, seolah kasus pembunuhan sulit terungkap.

Namun ternyata, polisi berhasil menemukan bukti-bukti pembunuhan Patrizia. Pada pada 31 Januari 1997, polisi menangkap Patrizia dan ia diadili di pengadilan Kota Milan pada Juni 1998.

Pada November 1998, ia bersama empat kaki tangannya mendapat  hukuman 29 tahun penjara. Kala itu penampilannya sudah tak lagi mencerminkan status wanita elite. Pada periode inilah ia mendapat julukan  “black widow fashion”.

Selama Patrizia dipenjara, kedua putrinya memohon agar vonis terhadap sang ibu batal  karena sang ibu mengidap tumor otak. Namun pihak pengadilan tak menggubrisnya dan hanya memberi toleransi dengan mengurangi durasi hukuman menjadi 26 tahun.

Karena frustasi dengan keadaan, Patrizia sempat melakukan aksi bunuh diri di dalam sel, namun aksi tersebut gagal. Ia menghabiskan waktunya di penjara selama 18 tahun. Kini Patrizia bebas dari penjara berkat pengurangan durasi hukuman karena ia telah berperilaku baik.

Sebagai informasi, sesuai dengan perjanjian yang ia tanda tangani pada 1993, Patrizia mendapatkan warisan Gucci senilai lebih dari USD 1 juta setahun. Ia juga menerima pembayaran lebih dari USD 22 juta, yang terakumulasi semasa ia di penjara.

Setelah bebas, Patrizia menetap di Milan. Dan bulan lalu, Patrizia yang kini berusia 72 tahun mengungkapkan kekesalannya kepada pers Italia terhadap Lady Gaga. Ia kesal lantaran Lady Gaga memerankan dirinya dalam film tanpa izin.

Ia juga kesal karena kisahnya dijadikan film. Kekesalannya bukan karena ia tidak mendapat sepeser pun dari film tersebut, melainkan karena tidak adanya rasa hormat dan akal sehat.

Reporter: Intan Nadhira Safitri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini