Kenali Tanda-Tanda Kepribadian Ganda

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kepribadian ganda yang juga disebut dengan gangguan identitas disosiatif atau dissociative identity disorder (DID), merupakan kondisi di mana seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Dua sosok ini masing-masing berdiri sendiri.

Kekerasan fisik, emosional, atau seksual yang terjadi secara berulang-ulang, sehingga menyebabkan trauma pada masa kecil berisiko menyebabkan kepribadian ganda.

Selain faktor-faktor di atas, kepribadian ganda rentan terjadi pada orang yang keluarganya memiliki riwayat kepribadian ganda.

Namun, tahukah kamu, bahwa sebagian orang pernah mengalami disosiatif ringan, misalnya melamun atau hilang arah ketika sedang mengerjakan sesuatu. Namun, kepribadian ganda adalah bentuk dari gangguan disosiatif yang sudah berat.

Orang yang memiliki kepribadian ganda kadang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki kelainan. Salah satu tanda dan gejala yang dapat menandakan bahwa seseorang memiliki ciri kepribadian ganda yaitu merasa seperti dirasuki ketika kepribadian akan berganti, beberapa orang menggambarkan kondisi ini seperti kesurupan.

Banyaknya kepribadian yang muncul dalam diri seseorang merupakan respons adaptif terhadap rasa sakit, takut, dan trauma yang luar biasa. Hal ini mirip dengan mekanisme pertahanan diri.

Masing-masing kepribadian pada gangguan kepribadian ganda memiliki identitas berbeda satu sama lain. Setiap kepribadian memiliki pola pikir, cara berbicara, perilaku, jenis kelamin, dan usia yang berbeda. Masing-masing kepribadian dapat memegang kendali penuh atas tubuh si penderita secara bergantian. Penderita merasa ada orang lain yang hidup di tubuhnya.

Tanda-tanda lain dari penderita kepribadian ganda, yaitu penderita juga sering lupa tanggal penting dalam hidupnya, seperti tanggal lahir, tanggal kelahiran anak, atau tanggal pernikahan. Sifat lupa ini dinilai jauh lebih parah dibandingkan sifat lupa yang normal. Penderita juga sering kali tidak ingat alasan ketika sedang berada di suatu tempat.

Misalnya, ketika kepribadian ganda mengambil alih, penderita bisa lupa bagaimana cara menggunakan komputer meskipun sebenarnya ia adalah seorang ahli komputer. Sebaliknya, penderita bisa saja mengerjakan sesuatu yang biasanya tidak bisa mereka lakukan, misalnya melukis atau bicara bahasa asing.

Selain itu, penderita kepribadian ganda sering merasa asing dengan orang-orang di sekitar. Memiliki gangguan psikologis lain seperti dilanda rasa panik atau cemas berlebihan. Suasana hati sering berubah seperti sering merasa sedih, marah, merasa tidak berharga, bahkan sampai merasa ingin bunuh diri. Gangguan makan dan tidur juga bisa dialami oleh penderita kepribadian ganda.

Sayangnya, banyak orang yang menganggap bahwa tanda gangguan kepribadian ganda sering disamakan dengan skizofrenia, padahal kedua gangguan ini jauh berbeda.

Skizofrenia adalah gangguan mental yang salah satu gejala utamanya sering berhalusinasi, yaitu melihat atau mendengar hal-hal yang tidak nyata. Orang dengan skizofrenia tidak mengalami kepribadian ganda.

Untuk memastikan diagnosis kepribadian ganda, pasien perlu menempuh pemeriksaan oleh ahli kejiwaan atau dokter. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan fisik dan evaluasi medis kejiwaan. Diagnosis kepribadian ganda akan ditentukan berdasarkan kriteria DSM-5 (The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition)

Dokter juga dapat melakukan tes darah dan pemindaian dengan Rontgen, CT scan atau MRI untuk menyingkirkan kemungkinan gejala yang dialami pasien disebabkan oleh efek samping obat atau penyakit lain.

Selain itu, sejauh ini belum ada pengobatan yang secara khusus bisa menyembuhkan kepribadian ganda. Penanganan yang umumnya dianjurkan adalah melalui kombinasi terapi psikologis, di antaranya psikoterapi atau konseling dan terapi perilaku, disertai pemberian obat-obatan.

Psikoterapi pun dapat dilakukan dalam jangka waktu yang panjang untuk bisa menyatukan kembali seluruh kepribadian yang terpecah.

Namun, perlu diketahui, psikoterapi hanya bersifat membantu penderita untuk memahami kondisi yang dialaminya agar ia dapat menghadapi dan mengatasi kondisi tersebut.

Psikiater juga dapat melakukan hipnoterapi untuk membantu mengendalikan perilaku yang tidak normal dan membuat psikoterapi lebih efektif.

Dokter juga dapat memberikan obat antidepresan, obat antipsikotik, atau obat penenang untuk mengatasi gejala gangguan mental yang dialami penderita kepribadian ganda.

Karena gangguan kepribadian ganda ini seringkali disertai adanya masalah kejiwaan lain, seperti depresi dan kecemasan.

Respons masing-masing orang dengan kepribadian ganda juga berbeda-beda, tapi umumnya terapi dapat membantu menangani gejala jika dilakukan secara rutin. Terapi juga berperan untuk mencegah munculnya masalah psikologis dan perilaku terkait gangguan kepribadian ganda.

Orang dengan kepribadian ganda mungkin akan kesulitan dalam menjaga hubungan dengan orang-orang di sekitarnya, dapat menyakiti diri sendiri, menyakiti orang lain, atau menyalahgunakan obat-obatan.

Terapi yang akan dijalani oleh penderita akan fokus agar penderita nyaman berhubungan dengan orang lain dan mencegah penderita melakukan hal-hal berbahaya.

Reporter: Indah Utami

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini