Jika Astronaut Diterbangkan ke Mars, Apa Sih Risikonya?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) berencana akan menerbangan astronautnya ke Mars pada tahun ini. Misi ini telah diteliti bertahun-tahun lamanya untuk mengetahui berbagai risiko yang akan dihadapi oleh astronaut.

Mengutip dari laman resmi NASA, badan luar angkasa bentukan Amerika Serikat ini sebelumnya telah terlebih dahulu melakukan penelitian terhadap Astronaut Scott Kelly dengan menugaskannya untuk menetap di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama hampir satu tahun.

Setelah kembali ke bumi, NASA kemudian akan membandingkan Scott dengan kembarannya, Mark Kelly, untuk mengetahui seberapa besar perubahan fisik dan risiko yang akan dialami dalam misi penerbangan Mars ini. Dari hasil penelitian tersebut, maka NASA menemukan berbagai kemungkinan risiko yang akan dihadapi oleh para astronaut, diantaranya sebagai berikut.

1. Kerusakan Tulang

Ada tiga bidang gravitasi yang akan dilalui dalam misi penerbangan ke Mars. NASA telah mempelajari kondisi ini dan menemukan fakta bahwa tulang manusia akan kehilangan kepadatan mineralnya lebih dari satu persen per bulan apabila hidup dalam wilayah yang minim gravitasi.

Sehingga astronaut yang pergi ke Mars berpotensi besar akan mengalami patah tulang karena osteoporosis di kemudian hari. Tak hanya itu, mereka juga akan kehilangan kekuatan otot, daya tahan, dan mengalami deconditioning kardiovaskular karena tidak perlu adanya upaya untuk melayang di luar angkasa.

2. Depresi

NASA telah mempelajari perilaku kelompok manusia yang berdesakan di ruang kecil dalam waktu yang lama. Kondisi ini diketahui akan memicu berbagai masalah seperti penurunan mood, kognisi, moral, interaksi antarpribadi, hingga depresi.

Kelelahan juga tidak terelakkan mengingat akan ada waktu dengan beban kerja yang berat dan jadwal yang konsisten. Periode-periode monoton ini biasanya akan menyebabkan kebosanan.

3. Kekebalan Tubuh Menurun

Tingkat hormon stres astronaut akan meningkat dan sistem imun mereka akan berubah dalam misi ini. Hal ini dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun, sehingga kerentanan terhadap berbagai macam penyakit dan alergi dapat meningkat.

Mengantisipasi hal ini, NASA menggunakan sebuah teknologi untuk memantau kualitas udara dari stasiun ruang angkasa sehingga memastikan atmosfer aman untuk bernapas dan tidak terkontaminasi dengan gas seperti formaldehida, amonia, dan karbon monoksida.

4. Paparan Radiasi

Aspek paling berbahaya dari pergi ke Mars adalah radiasi ruang angkasa. Di stasiun ruang angkasa, para astronaut menerima lebih dari sepuluh kali radiasi daripada apa yang terjadi secara alami di Bumi.

Paparan radiasi ini dapat meningkatkan risiko kanker serta dapat merusak sistem saraf pusat  dengan efek akut dan berbagai konsekuensi di kemudian hari. Manifestasinya dalam diri astronaut yaitu fungsi kognitif yang berubah, fungsi motorik berkurang, dan perubahan perilaku.

5. Kegagalan Teknis

Perencanaan dan kemandirian para astronaut adalah kunci dari misi ini. Jika jarak bulan dengan bumi 0,239 juta mil, Mars memiliki jarak yang lebih ekstrem lagi yaitu 140 juta mil dari bumi.

Ada penundaan komunikasi satu arah hingga dua puluh menit saat berada di Mars, sehingga hal ini akan menyulitkan dalam proses koordinasi. Selain itu, adanya kemungkinan kegagalan peralatan harus dapat diselesaikan sendiri oleh astronaut yang bertugas.

Perjalanan yang memakan waktu hingga bertahun-tahun ini juga memungkinkan mereka mengalami kehabisan pasokan pangan dan obat-obatan, sehingga perbekalan dan persiapan yang matang diperlukan untuk menjalankan misi ini. (Marizke/R)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini