Dua Penemu Gunting Genetik Raih Nobel Kimia 2020 dan Uang Senilai Rp 16,2 Miliar

Baca Juga

MATA INDONESIA, STOCKHOLM – Dua orang penemu gunting genetik, Emmanuelle Charpentier dari Perancis (51) dan Jennifer Doudna dari AS (56) dianugerahi Nobel Kimia 2020. Keduanya merupakan perempuan keenam dan ketujuh, sejak penghargaan ini dberikan pada tahun 1901.

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas jasa mereka dalam mengembangkan teknik editing genetika yang dikenal dengan nama CRISPR-Cas9 atau gunting genetika. Keduanya pun diberi hadiah senilai 10 juta krona Swedia (sekitar Rp 16,2 miliar).

“Dengan teknik ini, para peneliti bisa mengubah DNA binatang, tumbuhan atau organisme mikro dengan presisi sangat tinggi”, demikian penjelasan Komite Nobel di Stockholm pada Rabu 7 Oktober 2020.

Ketua Komite Nobel Kimia, Claes Gustafsson juga mengungkapkan bahwa teknologi ini memberikan dampak yang besar pada ilmu pengetahuan kehidupan. Teknologi ini juga bisa berkontribusi pada terapi baru penyakit kanker. Bahkan bisa saja suatu hari nanti impian menyembuhkan penyakit keturunan bisa menjadi kenyataan.

Sebenarnya teknik gunting genetika itu sudah berulangkali diusulkan untuk mendapat hadiah Nobel. Walau begitu, Charpentier tetap menganggapnya sebagai kejutan.

“Cukup aneh juga, saya sudah berulangkali diberi tahu, mungkin penemuan saya akan mendapat hadiah Nobel. Tapi ketika hal itu jadi kenyataan, saya tetap surprise dan harus menikmatinya”, ujarnya.

Penemuan itu dimulai saat Charpentier meneliti sejenis bakteri yang tidak berbahaya. Ia menemukan molekul yang sebelumnya tidak dikenal, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan purba bakteri bersangkutan. Molekul ini melumpuhkan virus dengan cara menggunting bagian DNA-nya.

Setelah mempublikasikan temuan ilmiah ini pada 2011, Charpentier bekerjasama dengan Doudna untuk merekayasa gunting genetika dari bakteri bersangkutan. Mereka menyederhanakan pemotong kode genetika bersangkutan, agar mudah digunakan pada material genetika organisme lainnya.

Kedua ilmuwan perempuan ini memprogram ulang gunting genetika, agar bisa memotong DNA molekul apapun pada bagian yang sudah ditetapkan sebelumnya. Ini membuka jalan bagi para ilmuwan, untuk menulis ulang kode genetika di lokasi DNA digunting.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini