Cara Jitu Sembuh dari Patah Hati

MATA INDONESIA, JAKARTA – Setiap orang pastinya ingin memiliki hubungan yang langgeng, dan hanya akan berakhir hingga maut yang memisahkan. Tapi, pada kenyataannya tidak semudah itu.

Setiap orang mempunyai alasan untuk berpisah dengan pasangannya. Seperti perselingkuhan, tidak memiliki visi yang sama dan tidak ada lagi ada kecocokan antara kedua belah pihak. Hal tersebut sering kali menjadi alasan untuk hubungan berakhir di tengah jalan, dan akhirnya sedih dan patah hati.

Patah hati di anggap wajar karena sebagai manusia kita memiliki perasaan. Tetapi, perlu di ingat patah hati itu pun ada fasenya. Berikut adalah 5 fase patah hati yang harus kamu ketahui yang dilansir pada video Youtube Merry Riana :

1. Penolakan

Ketika patah hati, pastinya dalam satu minggu pertama masih merasa shock. Kita akan menolak dan menganggap semua hanya mimpi. Tapi kita harus ingat, siapapun pastinya tidak ada yang mau untuk ditinggalkan.

Wajar saja jika di fase awal ini kita meluapkan semua perasaan kecewa dengan menangis mendengarkan lagu-lagu galau dan ada juga yang mengurung diri dan meluapkan kesedihan. Itu semua wajar, karena hal tersebut adalah luapan emosi yang kita rasakan.

Namun tetap dibatasi, jangan sampai larut dalam kesedihan ya! Meskipun kita belum siap untuk menerima, kita juga harus sadar bahwa kita memiliki kehidupan yang tetap harus dijalani.

2. Marah

Setelah fase penolakan selesai, kita akan berada di tahap selanjutnya. Tahap dimana kita mulai menyadari bahwa hubungan kita saat ini sudah benar-benar berakhir.

Rasa penolakan pun akan hilang dan berubah menjadi sebuah kemarahan. Kemarahan ini memang tidak bisa di hindari, namun tidak ada salahnya untuk tetap tenang dan bersikap positif.

Karena, sebesar apapun kemarahan dan kekecewaan yang kamu miliki tetap aja hubungan kita tidak akan pernah kembali seperti semula. Jadi, tidak ada salahnya untuk menerima keadaan dan mulai memaafkan diri sendiri.

3. Tawar Menawar

Setelah bebrapa bulan berlalu, akan ada fase yang namanya tawar-menawar pada diri sendiri. Meskipun emosi mulai kembali tenang dan sudah tidak ada lagi penolakan serta kemarahan, tapi pada fase ini biasanya kita masih menyalahkan diri sendiri. Biasanya kita akan mencari kemungkinan-kemungkinan yang kita anggap bisa memperbaiki keadaan.

Sering kali kamu berandai-andai seperti “seandainya lebih sabar dan tidak mudah marah” atau “seandainya dulu masih mau mengikuti keinginan dia”. Hal-hal seperti ini membuat kita akhirnya berharap untuk kembali dan berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk dia.

Ingat ketika hubungan itu berakhir ada kalanya kita harus bisa menerima kesalahan sebagai pembelajaran untuk kedepannya. Dalam fase ini belajar untuk menutup semua kenangan supaya kita juga bisa segara pulih untuk menjalani kehidupan seperti semula.

4. Depresi

Fase keempat ini mulai disadarkan dengan kenyataan bahwa tidak akan mungkin kembali dengannya lagi. Kenyataan ini pastinya akan sangat sulit untuk di lewati. Dan disaat ini juga akhirnya benar-benar sadar tidak akan ada harapan lagi untuk kembali.

Dalam fase ini disarankan untuk melakukan kegiatan yang positif yang bisa dilakukan untuk menjadi kesibukan. Seperti baca buku, jalan-jalan dengan teman atau bisa menjadi volunteer di tempat-tempat yang bisa menyibukan kita dan bermanfaat. Semua hal ini harus kamu lakukan supaya membuat kita cepat move on.

5. Menerima

Seiring dengan berjalannya waktu, perlahan akan yakin rasa sakit yang telah dialami ini akan mulai berkurang. Bahkan hampir sudah tidak ada lagi, kita sudah bisa menata hati dan mulai sibuk dengan segala aktifitas yang membuat lupa akan luka hati tersebut.

Di fase ini, kamu sudah bisa memulai cinta yang baru dan jangan menolak keadaan. Tetapi kita harus menikmati setiap prosesnya. Jalani saja dan percaya bahwa kita akan baik-baik saja, dan kesedihan itu akan hilang selamanya.

Semoga dengan pembelajaran hari ini, akan ada banyak hal yang baik yang segera datang secepatnya. Satu yang paling penting kita harus bersabar dan yakin semua pasti akan indah pada waktunya.

Reporter: Novita Sari