7 Masalah yang Muncul saat Tidur Bareng Pasangan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tidur dengan orang lain memiliki banyak manfaat. Tidak hanya memberi kita perasaan aman dan aman, ikatan, kedekatan, bahkan dari sisi kesehatan bisa menurunkan kadar kortisol atau mengurangi peradangan.

Meski begitu, beberapa orang sepertinya risih untuk tidur bersama orang lain. Ini biasanya berkaitan dengan kebiasaan tidur, apa yang suka dan tidak suka.

Melawan siklus tidur, mendengkur, memonopoli selimut, dan banyak lagi hanyalah hambatan yang menyebabkan rendahnya kadar kortisol. Tapi jangan menyerah, ada banyak kompromi yang bisa kita buat saat berada di tempat tidur.

Berikut beberapa masalah umum yang muncul saat tidur bareng pasangan berserta dengan solusinya,

1. Tarik ulur

Beberapa orang tidur tidak suka berbagi selimut. Tarik ulur pasti akan terjadi jika hanya ada satu lembar selimut di atas kasut. Sia-sia mencoba menariknya kembali karena memonopoli akan terjadi lagi. Hal ini dapat membuat hubungan Anda semakin kaku dan berdampak buruk pada kualitas tidur Anda.

Untuk mencegah hal ini terjadi, Anda membutuhkan tempat tidur yang lebih besar dan selimut terpisah bisa membantu! Dengan cara ini, Anda berdua dapat memiliki perlengkapan tidur sendiri tanpa perlu saling “mencuri”. Tanyakan apakah pasangan Anda merasa nyaman di malam hari. Mungkin, mereka kedinginan, itulah sebabnya mereka terlalu banyak memonopoli selimut.

2. Mendengkur

Bayangkan Anda sedang tidur, merasa hangat dan nyaman di tempat tidur, dan tiba-tiba, orang di samping Anda mendengkur. Mendengkur bisa mengakibatkan masalah yang lebih besar. Ini menyabotase waktu tidur untuk kedua belah pihak, bisa sakit kepala, kelelahan, dan bukti lain kurang tidur keesokan harinya.

Solusi jangka pendeknya, ubah posisi tidur karena dengkuran paling sering muncul saat kita tidur telentang. Mengangkat kepala mungkin juga membantu. Pergi tidur sebelum mendengkur dan gunakan penyumbat telinga. Jaga jarak di antara Anda, jika perlu.

Solusi jangka panjangnya, yakni perubahan gaya hidup. Misalnya dengan menurunkan berat badan, mengikuti jadwal tidur, dan menghindari alkohol, merokok, dan obat-obatan tertentu dapat membantu. Jika dengkuran masih sering terjadi, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter.

3. Preferensi suhu yang berbeda

19 hingga 20,5 derajat celcius dianggap sebagai suhu tidur yang optimal bagi kebanyakan orang, tetapi terkadang dapat sedikit berbeda. Suhu yang disukai Anda dan pasangan kemungkinan berbeda. Dengan suhu lingkungan yang tidak nyaman, butuh waktu lebih lama untuk tertidur. Lebih sulit untuk tidur nyenyak juga, jadi Anda mungkin sulit tidur.

Solusinya, Anda bisa berada di tempat tidur terpisah agar lebih sesuai dengan kebutuhan Anda masing-masing. Sulit untuk tidur saat Anda kepanasan, jadi lebih mudah bagi orang yang suka lebih hangat untuk berkompromi. Jika suhu pasangan Anda lebih rendah dari suhu Anda, pilihlah lebih banyak selimut dan kenakan piyama yang lebih hangat.

4. Bangun malam hari

Bangun mendadak di tengah malam bukanlah hal yang aneh. Ini bisa menjadi tanda insomnia atau akibat stres, penggunaan elektronik, lingkungan tidur yang buruk, atau hanya jadwal tidur yang unik. Saat Anda bangun dan tidak bisa kembali tidur setelah 15 atau 20 menit, tidak ada gunanya berbaring di sini. Dan jika itu sering terjadi, hal pertama yang harus diingat adalah bersikap sopan terhadap pasangan Anda.

Solusi jangka pendeknya, bangun dari tempat tidur, pergilah ke kamar terpisah, dan lakukan sesuatu yang menenangkan hingga Anda kembali mengantuk. Tapi jangan lakukan apa pun saat Anda berada di samping pasangan Anda. Kembalilah ke kamar tidur hanya saat Anda siap untuk kembali tidur.

Solusi jangka panjangnya, yakni tingkatkan kebersihan tidur Anda. Pastikan kamar tidur Anda gelap, tenang, dan segar. Berhenti melihat layar di dekat waktu tidur. Jangan makan atau minum kafein sebelum tidur. Terapkan rutinitas malam hari yang menenangkan dan targetkan waktu tidur yang konsisten.

5. Berkeringat di malam hari

Anda menyelinap ke tempat tidur yang segar dan sejuk dan segalanya tampak sempurna. Namun seiring berlalunya waktu dan tubuh 2 orang memanaskan lingkungan, banyak orang mulai berkeringat. Keringat malam dapat dengan cepat berubah menjadi masalah persendian jika Anda menggunakan satu selimut atau pelukan saat tidur. Tentunya, berpelukan atau bahkan berbaring di dekat orang yang berkeringat tidak nyaman.

Solusinya, lingkungan tidur dan desain tempat tidur adalah alasan paling umum mengapa orang menjadi panas saat tidur. Belilah kasur dengan sifat pendingin dan gunakan pakaian dan seprai bernapas, seperti linen lapang. Namun keringat malam juga bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, dan dalam hal ini, sangat disarankan untuk mengunjungi dokter untuk menyelesaikan masalah.

6. Bentrok siklus tidur

Kita semua memiliki “kronotipe” sendiri yang mengatur jam tidur internal kita. Ini mungkin berubah seiring bertambahnya usia, dewasa muda mencapai puncaknya di “malam hari” dan tumbuh menjadi “tipe pagi” seiring bertambahnya usia.

Jika Anda menyadari bahwa Anda dan pasangan memiliki ritme sirkadian yang berlawanan, penting untuk mengikuti jadwal tidur Anda sendiri dan hidup sesuai dengan kronotipe Anda. Orang malam yang mencoba tidur terlalu awal bisa saja berakhir dengan insomnia karena tekanan untuk tidur saat tubuh belum siap memicu rasa cemas dan frustasi.

Solusinya, tidak masalah untuk pergi tidur pada waktu yang berbeda. Pencahayaan dapat membantu sedikit mengubah jadwal tidur. Tubuh Anda mulai memproduksi “hormon tidur”, yang dikenal sebagai melatonin, saat gelap dan berhenti saat semakin terang, memberi tahu kita sudah waktunya untuk bangun. Jadi, eksposur cahaya terang di pagi hari dan eksposur cahaya yang buruk di malam hari dapat membantu night owl untuk sedikit menggerakkan jam bangun mereka.

7. Anak-anak di tempat tidur

Berbagi tempat tidur dengan satu pasangan sudah merupakan prestasi tersendiri, tetapi menambahkan anak ke dalam campuran benar-benar dapat merusak ritme malam Anda. Anda tiba-tiba terbangun, tidur Anda terganggu, dan anak merangkak ke tempat tidur, mengambil lebih banyak tempat. Perkawinan bisa menjadi tegang karena hal ini, terutama jika seseorang harus pergi untuk memberi ruang, dan orang tua sering merasa terjebak dalam situasi seperti ini.

Solusinya, saatnya menguatkan dan menuntun anak itu kembali ke tempat tidurnya. Sangat penting bagi mereka untuk mempelajari cara tidur dan melakukannya sendiri. Tidur bersama dapat memiliki konsekuensi perilaku dan kognitif jangka panjang bagi seorang anak, dan dapat merusak kesehatan tidur orang tua sepenuhnya. Dan anak kecil kemungkinannya akan tumbuh dari kebiasaan ini.

Masalah tidur apa yang Anda atau anggota keluarga Anda alami?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini