Tempe, Makanan Berwarna Putih yang Dibuat Orang Jawa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Siapa yang tak mengenal Tempe. Makanan fermentasi dari kacang kedelai ini telah lama dikenal sebagai salah satu makanan tradisional Indonesia yang cukup banyak dikonsumsi dan dimasak dengan berbagai cara

Tempe pertama kali dibuat oleh masyarakat Jawa Tengah pada abad ke 16. Tempe ternyata berawal dari bahasa jawa kuno yaitu ‘ Tumpi’ yang berarti makanan yang berwarna putih. Penemuan ini berhubungan erat dengan produksi tahu di Jawa karena keduanya dibuat dari kacang kedelai. Tahu dibawa orang Tiongkok ke Jawa, yang mungkin sudah ada sejak abad ke-l7. Bukan hanya bahannya yang sama, akan tetapi mungkin juga secara langsung penemuan Tempe berkaitan dengan produksi tahu.

Makanan ini memiliki nutrisi yang cukup bagi kesehatan karena dalamnya mempunyai kandungan vitamin dan mineral protein yang tinggi. Nutrisi Kalsium, vitamin K dan vitamin D yang terdapat pada Tempe juga dapat mempertahankan kepadatan mineral tulang dan mencegah tulang menjadi lemah, rapuh dan patah tulang , Bahkan kandungan niacin dapat digunakan sebagai pengobatan penting untuk membantu mengurangi kadar kolesterol tinggi yang berbahaya. Niacin atau vitamin B3 telah terbukti menurunkan risiko penyakit kardiovaskular pada pasien dengan dislipidemia campuran.

Displidemia adalah peningkatan kolesterol plasma, trigliserida atau keduanya. Selain itu bagi yang menerapkan gaya hidup vegetarian dapat menjadi salah satu peran penting untuk menambah nutrisi B12 karena diet nabati dan kekurangan nutrisi hewani.

Tempe dapat diolah dengan berbagai macam cara, Namun bagi Kalian yang bosan dengan olahan yang itu-itu saja sekarangn ada inovasi terbaru untuk mengolah tempe agar memiliki kesan yang berbeda, Kalian dapat mencoba mengolah Tempe menjadi keripik dengan berbagai rasa, Es Krim, Nugget hingga Steak Tempe.

Namun kepopuleran sebagai makanan asli Indonesia tak sejalan dengan pasokan kacang kedelai di Indonesia, Karena sebagian besar kedelai yang digunakan untuk konsumsi dalam negeri didapatkan dari impor, terutama Amerika Serikat. Menurut data Kementerian Pertanian, saat ini sekitar 70 persen kebutuhan kedelai di dalam negeri dipenuhi dari impor. Akibat kalah persaingan  dengan produk impor membuat banyak petani Indonesia yang lebih memilih untuk pindah ke komoditas lainya yang lebih menjanjikan.

Reporter : Ananda Nuraini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini