Telah Berusia 93 Tahun, Apa sih Kelebihan Komik Petualangan Tintin?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Komik Petualangan Tintin, komik dengan tokoh utama wartawan muda Belgia yang begitu senang bertualang. Terbit pertama kali pada 10 Januari 1929 dan berhasil terjual lebih dari 200 juta copy komik. Serial Komik ini begitu banyak penggemarnya di seluruh dunia karena kelebihan-kelebihan di dalamnya.

Karakter Tintin yang telah berusia 93 tahun ini sukses menjadi inspirasi bagi banyak orang. Bahkan mampu memengaruhi cara pandang dan cara berfikir para pembacanya.  Pengarang dari tokoh wartawan muda yang terkenal karena petualangan eksotis dan mengekspos kejahatan di seluruh dunia ini ialah Georges Prosper Remi atau dikenal dengan nama pena Herge.

Potret Tintin pertama kali muncul pada format komik strip di laman Le Petit Vingtieme dengan judul Land of the Soviets, di dalamnya menampilkan pertarungan melawan para pemimpin sosialis di Uni Soviet. Setelahnya, Tintin terbukti sukses dan melanjutkan petualangannya ke seluruh dunia. Baik tempat itu benar ada atau hanya karangan dari Herge saja.

Terciptanya Tintin berdasarkan karakter seorang bocah pramuka gemuk bernama Totor. Tokoh yang lebih dulu dibuat oleh Herge. Hanya saja, Tintin dibuat lebih kurus dan berpenampilan lebih rapi ketimbang Totor.

Salah satu daya tarik utama dari karya Hergé ini adalah keberanian Tintin. Ia berpetualang ke seluruh dunia. Mulai dari Kongo, Cina, Nepal, India, Amerika hingga Indonesia.  Ia melawan dunia gangster, mata-mata hingga ke aristokrat. Tintin hampir selalu terlibat dalam berbagai kasus kriminal berbahaya internasional. Nah, Kecepatan berfikir, keberaniannya, dan keberuntungannya di detik detik terakhir dalam menyelamatkan diri dan dunia ini yang menarik perhatian pembaca dan membuat pembaca jatuh cinta pada Petualangan Tintin.

Walaupun Komik Petualangan Tintin menceritakan suatu misteri, namun selalu selesai dengan baik dan tak pernah mengantung cerita. Selain itu, Herge juga membumbui komiknya dengan humor khasnya tersendiri. Tidak heran komik ini banyak penggemarnya di seluruh dunia.

Humor di setiap cerita cukup dominan. Tetapi menggunakan cara yang elegan hingga pembaca tanpa sadar akan larut dalam humor di setiap adegannya.

Awalnya, Hergé melakukan banyak improvisasi dalam pembuatan komik ini, kemudian sampai akhirnya Herge sadar bahwa ia harus melakukan riset yang mendalam terlebih dahulu sebelum melanjutkan komiknya. Ia kemudian merencanakan dengan baik alur cerita Petualangan Tintin setelah menyelesaikan Seri Cerutu Sang Firaun.

Komik Tintin pertama, Cerutu Sang Pharaoh
Komik Tintin pertama, Cerutu Sang Pharaoh

Sebelumnya, pada awal-awal seri Petualangan Tintin gambarnya hanya berwarna hitam dan putih. Kemudian akhirnya ada penambahan warna dalam cerita-ceritanya. Hal tersebut membuat masyarakat semakin tertarik membaca.

Penggunaan warna ini bahkan jauh lebih maju dari pada komik Amerika pada masa itu. Herge mengisi hampir separuh lebih dari halamannya dengan gambar yang akurat dan lebih menonjolkan alurnya. Ia menggunakan warna untuk menonjolkan beberapa hal penting dalam cerita.

Dalam komiknya terdapat juga tokoh-tokoh lain dengan karakter yang menarik. Seperti, Milo si anjing jenis Fox Terrier yang merupakan teman baik Tintin yang selalu menemaninya di setiap petualangan.

Mereka selalu saling menyelamatkan dalam situasi berbahaya. Lalu, Kapten Haddock si pecandu minuman keras yang setia kawan. Karakternya yang khas ialah rasa kemanusiaannya yang menjunjung tinggi keadilan dan kesetaraan. Namun tetap dengan hobinya mengungkapkan perkataan dengan kasar.

Ada juga Profesor Lakmus (Calculus dalam komik edisi Indonesia), ahli fisika yang memiliki kekurangan dalam pendengarannya dan hampir selalu muncul bersama Tintin, Milo dan kapten Haddock. Dan terakhir si detektif kembar yang sangat konyol dan tidak kompeten, Dupont dan Dupond (Thomson dan Thomson).

Hingga saat ini karakter Tintin semakin besar dan punya banyak penggemar di seluruh dunia. Komik petualangannya sudah diterjemahkan ke lebih dari 50 bahasa.

Adapun Herge terus mengerjakan cerita baru untuk tokoh Tintin sampai ia meninggal pada 1983.

Setelahnya, karakter Tintin tak ikut mati begitu saja. Hingga kini, tokoh Tintin masih melekat dalam benak dan kehidupan para penggemarnya. Bahkan, usai kepergian Herge, karakter Tintin terus hidup baik lewat seri TV, film, dokumenter, pertunjukan teater, video games, pameran bahkan hingga memorabilia dan merchandise.

Kisah Tintin terabadikan dalam 24 judul novel grafis ciptaan Herge sejak 1929 hingga akhir hayatnya.

Reporter : Anggita Ayu Pratiwi

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini