Sebut Holokaus Mitos Bisa Masuk Penjara, Ini Faktanya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Holokaus (Holocaust) merupakan salah satu kejadian yang paling terdokumentasikan dalam sejarah. Bagaimana tidak? Tragedi pembantaian sekitar enam juta orang Yahudi selama Perang Dunia II oleh Nazi itu, menjadi kejahatan genosida terbesar di dunia.

Meski banyak bukti sejarah yang menunjukkan bahwa Holokaus itu benar terjadi. Tak sedikit orang, bahkan ilmuan, hingga presiden yang menyangkal kebenaran itu. Mereka yang menyangkal Holokaus biasa disebut “revisionis Holokaus”.

Para penyangkal Holokaus mengabaikan bukti melimpah dari peristiwa tersebut. Mereka bersikeras mengatakan, bahwa Holokauz merupakan sebuah mitos yang diciptakan oleh pihak Sekutu, komunis Soviet, dan Yahudi untuk kepentingan mereka.

Menurut “logika” para penyangkal, pihak Sekutu membutuhkan “mitos Holokaus”. Mitos tersebut untuk menjustifikasi pendudukan mereka atas Jerman pada 1945 dan penindasan “sewenang-wenang” terhadap terdakwa Nazi.

Para penyangkal Holokaus juga mengklaim. Mereka berpikir Yahudi membutuhkan “mitos Holokaus” untuk mengeruk pembayaran ganti rugi besar-besaran dari Jerman dan untuk menjustifikasi pendirian Negara Israel.

Selain itu, mereka juga mengklaim, bahwa terdapat konspirasi besar-besaran yang melibatkan negara pemenang Perang Dunia II, kaum Yahudi, dan Israel untuk menyebarkan Holokaus guna kepentingan mereka masing-masing.

Para penyangkal Holokaus menegaskan bahwa jika mereka dapat mendiskreditkan satu fakta mengenai Holokaus. Maka, seluruh sejarah tentang peristiwa tersebut dapat pula didiskreditkan. Mereka mengabaikan bukti peristiwa historis tersebut dan berargumen bahwa yang mereka katakan meniadakan realitas Holokaus secara keseluruhan.

Sejumlah penyangkal Holokaus berargumen karena tidak ada dokumen apa pun yang menguraikan tentang Holokaus. Atau pun dokumen yang ditandatangani Hitler yang memerintahkan Holokaus, maka Holokaus itu sendiri merupakan suatu kebohongan.

Dengan argumen ini, mereka menolak semua bukti yang diserahkan di Nuremberg. Mereka mengecam bahwa maksud genosida negara Nazi dan ribuan surat perintah, memo, catatan, dan arsip lainnya yang mendokumentasikan proses pengrusakan tersebut adalah dipalsukan.

Ketika mereka tidak dapat mempertahankan argumen bahwa dokumen tersebut dipalsukan, mereka pun berargumen. Mereka beranggapan bahasa dalam dokumen tersebut telah sengaja disalahtafsirkan.

Lebih lanjut, sejumlah penyangkal Holokaus bersikeras bahwa pihak Sekutu menyiksa para pelaku kejahatan agar memberikan kesaksian tentang peran mereka dalam proses pembantaian dan bahwa korban selamat yang bersaksi untuk kejahatan Nazi terhadap kaum Yahudi semuanya berdusta demi kepentingan pribadi.

Lalu, sejumlah penyangkal Holokaus mengklaim,  bahwa “segelintir” orang Yahudi yang tewas dikarenakan oleh penyebab alamiah atau dieksekusi secara sah oleh negara Nazi untuk pelanggaran kejahatan aktual. Mereka menyatakan bahwa kaum Yahudi dan Pihak Sekutu sengaja membesar-besarkan jumlah orang Yahudi yang terbunuh selama perang.

Sejarawan Holokaus memberikan jumlah orang Yahudi yang tewas dalam Holokaus antara 5,1 hingga 6 juta jiwa, yang didasarkan atas sumber historis terlegitimasi yang ada dan metode demografis. Para penyangkal Holokaus menyebutkan ketidakpastian mengenai jumlah pasti kematian dalam rentang yang dapat diterima ini. Hal itu sebagai bukti bahwa seluruh sejarah Holokaus telah dipalsukan dan bahwa jumlah orang Yahudi yang tewas selama Perang Dunia II terlalu dibesar-besarkan.

Sejumlah penyangkal Holokaus menyatakan bahwa Nazi tidak menggunakan kamar gas untuk membantai orang Yahudi. Mereka membantah realitas pusat-pusat pembantaian.

Para penyangkal memusatkan perhatian mereka pada Auschwitz dan meyakini bahwa, mereka dapat menyanggah bahwa Nazi menggunakan kamar gas di Auschwitz untuk membantai orang Yahudi, maka seluruh sejarah Holokaus akan terdiskreditkan.

Hingga 2010, konspirasi akan tragedi Holokaus pun semakin menjadi-jadi. Penyangkalan Holokaus di Internet menjadi masalah karena kemudahan dan kecepatan disebarkannya misinformasi.

Di Amerika Serikat, di mana Amandemen Pertama terhadap Konstitusi menjamin kebebasan berbicara, menyangkal Holokaus atau menyebarkan Nazi dan pidato kebencian antisemit tidaklah melanggar hukum.

Namun, berbeda dengan 10 Negara di Eropa yang tak segan mengambil tindakan hukum untuk para penyangkal Holokaus. Mereka akan dituduh sebagai antisemit dan akan ditangkap di sejumlah negara seperti Prancis, Polandia, Austria, Swiss, Belgia, Romania, dan Jerman.

Public Opinion Quarterly juga menyimpulkan: “Tidak ada ahli sejarah terkemuka yang mempertanyakan kenyataan Holokaus, dan mereka yang mendukung Holocaust denial kebanyakan adalah anti-Semit dan/atau neo-Nazi.”

Istilah “Holocaust denial” juga sangat populer dalam penentang-penentang Israel dari kaum Muslim karena memang banyak bukti yang dikeluarkan oleh ilmuwan barat sendiri yang menjelaskan kebohongan holokaus ini.

Disertasi doktor Mahmoud Abbas, Presiden Palestina, meragukan bahwa kamar gas digunakan untuk membunuh orang-orang Yahudi dan mengatakan bahwa jumlah orang Yahudi yang dibunuh dalam Holokaus kurang dari 1 juta jiwa.

Akan tetapi, Abbas belum pernah menyatakan pandangan ini sejak ditunjuk menjadi Perdana Menteri Palestina pada tahun 2003. Dan telah membantah bahwa ia adalah seorang Holocaust denier.

Pada akhir 2005, presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menggambarkan Holokaus sebagai “mitos pembantaian orang Yahudi.”

Beberapa kali Ahmadinejad mempertanyakan tentang Holokaus atau pembantaian warga Yahudi selama Perang Dunia II.

Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2009 lalu, Ahmadinejad sukses membuat kesal delegasi dunia khususnya dari barat dan Israel.

“Mereka (kekuatan barat) melontarkan mitos mengenai holokaus. Mereka berbohong dan kemudian mendukung Yahudi,” ujar Ahmadinejad saat itu.

Ahmadinejad menginginkan adanya analisis Sains menyangkut peristiwa Holokaus. Hal senada juga pernah diklaim mantan presiden Venuzuela, Huga Chavez.

Chavez yakin bahwa angka kematian tersebut hanya bentuk propaganda Israel untuk mencari simpati dunia agar melupakan kekejaman dan penjajahan Israel di negara-negara Islam di Timur Tengah, khususnya Palestina.

Hal ini juga merupakan strategi Israel agar dunia merasa berhutang ke bangsa-bangsa Yahudi. Terbukti bahwa Israel sebagai negara penerima bantuan keungan dan teknologi paling banyak dari raksasa ekonomi dunia.

Sementara Eropa sendiri mengkritik sikap Presiden Ahmadinejad dengan mengatakan,  komentar itu tidak punya tempat dalam debat politik yang beradab. Sebenarnya dari kalangan ilmuwan barat sendiri ada beberapa yang menyangkal adanya Holokaus, di antaranya pengarang asal Prancis Roger Garaudy, Professor Robert Maurisson, Ernst Zundel, David Irving, dll.

Akan tetapi, hampir semuanya dinyatakan bersalah dan dijebloskan kedalam penjara termasuk pada 15 Februari 2007, Ernst Zundel seorang Holocaust denier dihukum 5 tahun penjara. Seorang pengacaranya, Herbert Schaller, menghujah bahwa semua bukti tentang adanya Holokaus hanya berdasarkan pengakuan korban-korbannya saja.

Bukan berdasarkan fakta-fakta yang jelas. Ernst Zundel juga pernah ditahan pada tahun 1985, dan 1988 dalam kasus yang sama.

Semua hal di atas sangat kontras dengan slogan negara-negara barat sendiri yang menyatakan kebebasan berpendapat, apalagi disertai bukti-bukti ilmiah tentang kebohongan Holokaus, terutama mengenai digunakannya kamar gas oleh Nazi di Polandia.

Meski begitu, ketika menyinggung masalah yang menggugat tentang Holokaus. Mereka langsung memberangus habis penentang-penentangnya, sehingga banyak kalangan menilai adanya lobby Yahudi yang berdiri dibelakangnya dalam memengaruhi putusan pengadilan.

Reporter: Indah Utami

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini