Kisah hidup dan Keseharian Seorang Gladiator

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Gladiator memiliki semacam love-hate relationship dengan masyarakat Roma. Para petarung ini terdiri dari budak yang tidak ada harganya. Namun, esensi dari setiap pertarungan mereka adalah menjunjung tinggi nilai keberanian dan skill. Para petarung yang menang pun juga mendapat jaminan akan menjadi terkenal.

Para Gladiator ini umumnya adalah pria. Terkadang ada juga wanita. Mempertaruhkan hidup demi menghibur penonton ini sudah menjadi makanan sehari-hari mereka. Tak jarang banyak yang mati karena kalah dalam pertarungan.

Pada awalnya, pengenalan konsep Gladiator ini pertama kali oleh Bangsa Etruria dari Italia pada abad ke-7 SM. Mereka biasanya melakukan pertarungan satu lawan satu sebagai tradisi untuk mengenang para prajurit yang gugur. Pada abad ke-46 SM, Julius Caesar menjadi raja pertama yang mengadakan pertarungan tersebut tanpa tujuan penghormatan. Pertunjukan ini terus berkembang dan akhirnya menjadi ajang para bangsawan untuk menaikkan pamor.

Ada banyak arena pertarungan yang tersebar di berbagai belahan dunia. Mulai dari Inggris hingga Turki. Tapi yang paling terkenal seperti yang kita tahu yaitu Colloseum di Roma atau nama lainnya yaitu Flavian amfiteater.

Pembangunan arena ini pada masa pemerintahan Titus. Arena ini terbuka untuk umum, banyak penonton mulai dari bangsawan, elite politik, hingga budak yang menikmati pertarungan tersebut.

Penasaran siapa saja yang bisa menjadi seorang Gladiator?

Pada Gladiator biasanya terdiri dari tahanan perang, penjahat kriminal yang terpaksa harus ikut sebagai syarat menghindari eksekusi. Dan para budak yang terpaksa ikut sebagai investasi/judi karena fisik mereka yang kuat. Banyak juga rakyat biasa yang ikut menjadi Gladiator dan menerima bayaran dari bosnya.

Para Gladiator juga memiliki sekolah pelatihan khusus yang namanya Ludus, serta memiliki pelatih (Lanista) yang biasanya ex-gladiator. Setiap gladiator menjalani latihan yang sangat panjang dan diet yang ketat. Sama halnya dengan para atlit di zaman sekarang.

Saking tingginya rating pertarungan Gladiator, banyak bangsawan dan elite politik yang juga ingin ikut bertarung. Kaisar Augustus dan Tiberius pernah melarang para bangsawan untuk ikut bertanding dengan gladiator di masa pemerintahannya.

Saat pertarungan antar Gladiator mulai, mereka akan berkeliling didalam arena dan menyapa para penonton. Jika ada raja yang hadir, mereka akan berseru, “Hail raja, kami yang akan mati, menghormatimu!” Biasanya raja memiliki hak untuk menentukan petarung yang kalah untuk mati atau tidak. Tetapi jika raja tidak hadir, hak membunuh ini mutlak milik Gladiator pemenang.

Pemenang biasanya akan mendapat hadiah berupa koin emas dan alat makan dari perak. Gladiator yang sering menang akan mendapat kebebasan dan malah menjadi pelatih di sekolah-sekolah.

Segala bukti yang ada mengenai Gladiator dari dari sejawan dan sastrawan pada masa-masa selanjutnya dan dari peninggalan bangunan yang ada. Jarang ditemui bukti konkret dari tangan pertama atau saksi tentang keberadaan sejarah mereka.

Penulis: Keshatita

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini