Fenomena Astronomi yang akan Terjadi di 2021, dari Hujan Meteor hingga Gerhana Bulan dan Matahari

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berbagai fenomena astronomi yang menarik dan menakjubkan akan meramaikan sepanjang tahun 2021. Mulai dari penampakan planet yang jarang terlihat, galaksi terdekat bumi, gerhana bulan, konjungsi, cincin api, hingga berbagai fenomena langka lainnya.

Dari hal luar biasa yang hanya terjadi sesekali hingga peristiwa menarik yang rutin terjadi, berikut ini fenomena-fenomena astronomi yang dapat dinantikan selama tahun 2021.

  1. Penampakan planet Merkurius

Merkurius merupakan planet terkecil di Tata Surya sekaligus yang terdekat dari matahari. Karena jarak yang dekat dengan matahari, planet ini hanya dapat dilihat di dekat ufuk barat setelah matahari terbenam atau ufuk timur sebelum matahari terbit, atau biasanya ketika aram.

Periode revolusi Merkurius merupakan yang terpendek dari semua planet di Tata Surya, yakni 87,79 hari. Meskipun demikian, sangat jarang untuk bisa melihat planet ini karena terhalang cahaya matahari.

Namun, pada 24 Januari mendatang, Merkurius akan berada dalam fase separuh yang disebut dikotomi, yakni hanya 50 persen bagian planet yang disinari matahari.

Merkurius akan tampak di cakrawala barat. Penampakan planet ini dapat dilihat oleh orang-orang yang penglihatannya baik atau dapat menggunakan bantuan teropong binokular.

  1. Benda-benda langit di belahan bumi selatan

Bagian selatan garis khatulistiwa merupakan tempat yang sudah tidak asing untuk melihat jalur galaksi Bimasakti yang begitu jelas dan cerah. Kadang-kadang pemandangan di sini terlihat seperti pelangi berbintang, dengan satu lengkungan cahaya multiwarna yang tidak terputus dari cakrawala ke cakrawala.

Dari belahan bumi selatan ini, orang-orang dapat mengamati gugus bola (kumpulan bintang berbentuk bola yang disatukan oleh gravitasi), nebula, dan galaksi-galaksi lainnya dengan mata telanjang.

Selain itu, di sini dapat melihat Crux, yakni rasi bintang Salib Selatan. Crux merupakan rasi bintang terkecil dari 88 rasi bintang yang bentuknya sangat khas. Di sebelah timur Crux, terdapat pemandangan Nebula Coalsack, yakni tempat bintang-bintang baru dilahirkan setiap waktu.

Tidak jauh dari Nebula Coalsack, terdapat gugus yang terdiri dari sekitar 100 bintang merah, biru, dan putih bernama Jewell Box. Gugus ini bisa dengan mudah dilihat menggunakan teropong.

  1. Benda Langit Dalam saat musim dingin

Beberapa benda langit yang biasa disebut ‘benda langit dalam’ dapat dilihat saat musim dingin. Untuk melihatnya, bisa memilih satu malam yang paling gelap atau idealnya pada tanggal 11 Februari mendatang ketika muncul Bulan Baru. Jika bulan tidak terlihat, cahayanya tidak akan mengganggu penglihatan. Selama malam itu bisa melatih mata untuk melihat benda langit yang samar-samar.

Salah satu benda langit yang mungkin bisa dilihat adalah Pleiades atau dikenal sebagai ‘Tujuh Saudari’. Gugus bintang yang indah ini begitu terang sehingga dapat dilihat meskipun berada di wilayah perkotaan. Namun, perlu dicatat bahwa untuk melihat Pleaides harus mengarahkan mata ke selatan tepat setelah matahari terbenam.

Selain itu, kemungkinan juga bisa melihat Galaksi Andromeda, yakni galaksi terbesar dan terdekat dari Bimasakti yang berjarak 2,5 juta tahun cahaya. Galaksi ini dapat diamati dengan mata telanjang jika dilihat dari tempat tanpa polusi cahaya, tepat setelah matahari terbenam di arah barat.

  1. Penampakan Orion

Orion merupakan rasi bintang berbentuk khas menyerupai jam pasir dan memiliki semacam sabuk yang terdiri dari tiga bintang terang dan satu pedang yang lebih redup. Berdasarkan hasil pengamatan lebih jauh, salah satu komponen pedang yang terdapat pada Orion bukanlah bintang melainkan Nebula Orion, tempat bintang-bintang baru terlahir.

Sementara pada bagian bahu Orion terbuat dari Betelgeuse (bintang merah) dan Bellatrix (bintang biru) serta salah satu kakinya terbuat dari Rigel (bintang raksasa biru-putih).

Dikenal juga dengan nama ‘Sang Pemburu’, Orion menjadi pemandangan klasik di langit malam yang dapat mudah ditemukan saat musim dingin. Itulah sebabnya, banyak kebudayaan meyakini Orion sebagai pembawa musim dingin.

Jika berada di belahan bumi utara dapat melihat Orion di bagian langit barat daya. Sementara jika berada di belahan bumi selatan dapat melihatnya di langit barat laut (idealnya di garis lintang antara 85 dan minus 75 derajat).

  1. Pendaratan di Mars

Tahun ini akan ada dua misi terpisah mengunjungi Mars. Pada 18 Februari, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana mendaratkan robot rover yang diberi nama Perseverance bersama sebuah helikopter bernama Ingenuity di Mars.

Robot yang dirancang sebagai laboratorium sains bergerak itu bertugas mencari tanda-tanda bentuk kehidupan di masa lalu atau masa kini, dan menguji teknologi baru untuk misi luar angkasa berawak di masa depan. Robot ini juga dilengkapi dengan serangkaian kamera untuk merekam pendaratan yang rumit serta berbagai peralatan untuk mempelajari daratan Mars.

Dua bulan kemudian, tepatnya pada bulan April, robot penjelajah Tianwen-1 milik Tiongkok akan bergabung mengunjungi Mars. Robot Tianwen-1 ini memiliki misi mencari kantong air di bawah permukaan si Planet Merah dan meletakkan fondasi untuk misi pengembalian sampel ke bumi di masa depan. Hal ini akan menjadikan Badan Luar Angkasa Nasional Tingkok sebagai badan antariksa kedua setelah NASA yang mendaratkan misi di Mars.

  1. Hujan Meteor

Setiap tahunnya, beberapa fenomena hujan meteor kerap menghiasi langit. Hujan meteor terjadi saat bumi menempuh jalur orbitnya dan melewati awan debu yang ditinggalkan oleh berbagai komet dan asteroid di Tata Surya. Saat itu, puing-puing yang menghantam atmosfer bumi akan menimbulkan lintasan cahaya cemerlang di langit malam.

Hujan meteor Eta Aquariid akan menjadi yang pertama muncul pada 4 Mei mendatang. Eta Aquariid merupakan satu dari dua hujan meteor yang dihasilkan oleh Komet Halley yang terkenal. Hujan meteor berikutnya terjadi pada 11 Agustus, bernama Perseid.

Namun, untuk penampakan hujan meteor terbaik di tahun 2021 harus menunggu hingga akhir tahun, tepatnya pada 13 Desember, saat hujan meteor Geminid mencapai puncaknya. Geminid dihasilkan oleh puing-puing asteroid dan bukan komet sehingga meteornya kerap memiliki warna yang kuat karena pembakaran elemen di atmosfer bumi.

Cara terbaik untuk menikmati hujan meteor adalah dengan menunggu sampai lewat tengah malam (pada malam puncaknya) dan pergi ke suatu tempat dengan polusi cahaya sesedikit mungkin. Jika beruntung, dapat melihat hingga satu meteor setiap satu atau dua menit saat puncak hujan meteor terjadi.

  1. Gerhana Bulan Total

Gerhana bulan total adalah fenomena langit di mana bulan terhalang oleh bayangan bumi. Fenomena ini akan terjadi pada 26 Mei dan bagi orang-orang yang mengamati dari Lingkar Pasifik (wilayah geografis yang mengelilingi Samudra Pasifik) akan dapat menyaksikan gerhana bulan total secara maksimal.

Sementara itu, Indonesia termasuk wilayah yang beruntung karena bisa menyaksikan gerhana bulan total ini dengan cukup jelas di hari yang sama sekitar pukul 16.45 hingga 19.52 WIB.

  1. Gerhana Matahari Cincin

Gerhana matahari cincin akan terjadi pada 10 Juni. Saat itu, bulan yang berada di jarak lebih dari 404.300 kilometer dari bumi akan membayangi matahari, namun bayangannya tidak akan cukup besar untuk menutupi matahari sepenuhnya. Meskipun demikian, ketika bulan lewat di depan matahari, ‘cincin api’ akan terlihat.

Untuk melihat gerhana matahari cincin tidak boleh melihat langsung ke matahari dengan mata telanjang. Diperlukan alat pelindung yang memadai seperti kacamata gerhana untuk bisa mengamati fenomena yang tidak biasa ini.

  1. Planet Saturnus dan Jupiter akan saling berhadapan

Pada tanggal 2 dan 20 Agustus, planet Saturnus dan Jupiter akan saling berhadapan. Kedua planet ini juga akan berada paling dekat dengan bumi.

Karena semua planet di Tata Surya mengorbit mengelilingi matahari, ada saatnya bumi mendapati dirinya berada secara langsung di antara matahari dan planet lain, yang disebut sebagai oposisi.

Pita Jupiter dan cincin Saturnus dalam wujudnya yang paling berkilau dapat dilihat dengan teleskop atau teropong binokular.

  1. Pemandangan Bulan Biru

Bulan biru atau blue moon adalah peristiwa munculnya bulan purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan yang sama.

Istilah bulan biru sebenarnya tidak ada hubungannya dengan warna. Kadang-kadang, bulan purnama dapat muncul pucat kemerah-merahan. Bulan bisa tampil berwarna biru jika kebakaran hutan atau letusan gedung berapi mengotori bagian atas atmosfer dengan abu atau asap.

Bulan biru terjadi setiap dua hingga tiga tahun sekali ketika ada empat fase purnama dalam satu musim (yang normalnya hanya ada tiga fase). Penghitungan ini umumnya digunakan di negara-negara empat musim.

  1. Peluncuran Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST)

Teleskop Luar Angkasa James Webb atau disingkat JWST, rencana diluncurkan pada 31 Oktober. JWST akan mengantarkan era baru dalam penelitian astronomi inframerah, yang memungkinkan para ilmuwan untuk menyelidiki asal-usul bintang dan galaksi kuno, proses pembentukan planet, evolusi galaksi, dan lainnya.

Sebelumnya, sudah ada Teleskop Luar Angkasa Hubble yang berusia puluhan tahun. JWST muncul bukan sebagai pengganti Teleskop Hubble melainkan untuk mewakili generasi berikutnya membantu komunitas astronomi internasional dalam tahun-tahun mendatang.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Aparat Keamanan Mulai Babak Baru Dalam Menumpas OPM dari NKRI

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya yang beragam. Keberagaman ini kadang-kadang dapat menjadi sumber...
- Advertisement -

Baca berita yang ini