Tahukah Kamu, Jika Wajib Militer Sudah Ada Sejak Sebelum Masehi

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Wacana wajib militer di Indonesia kembali dikumandangkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) beberapa hari terakhir ini. Sayangnya, usulan tersebut ditolak mentah-mentah Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu.

Namun dalam tulisan ini, MINEWS.id ingin mengulik asal muasal wajib militer di dunia ini. Berdasarkan pelbagai sumber, wajib militer ternyata sudah ada sejak zaman sebelum Masehi.

Contohnya peradaban Republik Romawi yang ada pada tahun 509 -27 SM telah mewajibkan penduduk laki-laki yang berusia antara 17 dan 60 tahun diharuskan menjadi milisi warga atau militia ketika terjadi kondisi darurat. Saat menjadi milisi mereka, tidak akan mendapat bayaran.

Kebijakan ini bisa dibilang sangat otoriter. Sebab warga negara yang tidak menaati aturan ini bakal dipenjara dan barang-barangnya juga disita oleh negara.

Kemudian pada 107 SM, Gaius Marius melakukan reformasi terhadap angkatan bersenjata Republik Romawi. Banyaknya operasi militer dan perang yang menyebabkan negara itu kekurangan tentara.

Sementara, sebagian besar prajurit Garnisun harus menjaga provinsi-provinsi yang sudah ditaklukkan, sehingga tidak bisa pulang selama bertahun-tahun.

Sebagai solusi, Marius mencetuskan gagasan untuk merekrut warga-warga miskin yang tidak memiliki tanah untuk menjadi tentara sukarela. Reformasi yang dilakukan Marius cukup memecahkan masalah ketentaraan Romawi pada masa-masa tersebut.

Alhasil, jumlah warga miskin yang mendaftar menjadi tentara sukarela ini cukup banyak. Bahkan mampu menutupi jumlah permintaan tentara baru.

Awalnya, hanya warga negara Romawi yang memiliki kesempatan berkarier di militer. Namun, aturan tersebut belakangan menjadi sedikit lebih longgar sejak dibukanya lowongan tentara sukarela.

“Warga dari beberapa sekutu Italia seperti Etruria, Picenum, dan lain-lain, juga berhak mendapatkan kewarganegaraan Romawi asalkan mereka bersedia menjadi tentara sukarela hingga akhir masa ikatan dinasnya,” kata Patricia Southern penulis ‘The Roman Army: A Social and Institutional History’.

Sementara untuk masa ikatan dinas setiap tentara sukarela adalah selama 16 tahun. Namun, ketika negara Romawi berubah bentuk menjadi kekaisaran, Kaisar Octavianus Augustus memperpanjangnya menjadi 20 tahun.

Gak hanya di peradaban Romawi gaes. Wajib militer juga sudah ada pada zaman China Kuno.

Yakni pada Dinasti Qin yang berkuasa pada 221-206 SM. Dinasti ini menerapkan wajib militer besar-besaran. Catatan sejarah menunjukkan, dari total 800 ribu orang yang dilibatkan dalam pembangunan Tembok Besar Cina pada masa itu, sebanyak 300 ribu di antaranya adalah kaum buruh yang dipaksa mengikuti wajib militer.

“Tidak hanya memeras keringat kaum buruh, pemerintah Dinasti Qin juga memungut pajak secara masif dari para petani untuk membiayai proyek pembangunan tembok tersebut,” kata Sidney Shapiro dalam ‘The Underground Terracotta Army of Emperor Qin Shi Huang’.

Senada, negara-negara kota atau polis pada zaman Yunani Kuno (abad ke-8 hingga ke-4 SM) seperti Sparta dan Athena, juga mewajibkan para pemuda untuk mengikuti wajib militer.

Modelnya pun hampir mirip dengan militia yang dipraktikkan oleh Romawi. Yang menjadi pembeda, ada semacam pembagian kelas pada wajib militer ala Yunani.

Khusus untuk pasukan bersenjata berat di kavaleri atau infanteri (hoplite army), diisi oleh orang-orang yang berasal dari golongan kelas atas. Sementara, untuk pasukan bersenjata ringan dan angkatan laut, direkrut dari kalangan masyarakat kelas bawah alias miskin.

“Beberapa polis bahkan ada yang memanfaatkan budak sebagai prajurit. Tugas mereka antara lain adalah mengayuh kapal perang saat mengarungi lautan,” kata sejarawan Inggris Geoffrey EM de Ste Croix, dalam ‘The Class Struggle in the Ancient Greek World’.

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini