Sedih! Permintaan Bocah Penderita Jantung Bawaan: Aku Ingin Lihat Ibu Sebelum Mati

Baca Juga

MATA INDONESIA, TIONGKOK – Baru-baru ini permintaan terakhir seorang bocah lelaki berusia delapan tahun di Tiongkok membuat netizen menangis. Bocah yang divonis menderita berbagai masalah terkait penyakit jantung bawaan memohon untuk bertemu dengan ibunya sebelum dia meninggal.

Dilansir dari Shin Chew Daily, ia mengatakan kepada ayahnya untuk membiarkannya melihat ibunya untuk terakhir kalinya sebelum dia meninggal.

Bukan tanpa sebab, orangnya bercerai pada 2015 dan bocah laki-laki itu berada di bawah asuhan ayahnya.

Sedihnya, sang ayah harus memikul sebagian besar tanggung jawab dalam merawat bocah itu. Istrinya meminta cerai karena tidak dapat menghasilkan cukup uang untuk menutupi biaya biaya medis saja.

Ayah yang berasal dari Huishui di Guangzhou itu diketahui juga harus membiayai orangtuanya yang sudah tua. Mereka semua bergantung pada penghasilan tunggal ayah anak laki-laki itu.

Untuk menutupi semua pengeluaran keluarga, sang ayah bekerja sebagai petani. Karena tidak punya uang banyak, mereka pada awalnya terpaksa meminjam lebih dari 30.000 RMB (Rp 60 juta) untuk menutupi biaya perawatan bocah berusia delapan tahun itu.

Tetapi bahkan setelah itu, kondisi bocah itu bertahan dan keluarga dibiarkan tanpa uang. Operasi koneksi arteri pulmonal lain juga dilakukan pada anak itu tanpa hasil efektif yang bertahan lama.

Pada bulan November, kondisinya semakin memburuk, bocah malang berusia itu mulai muntah darah, berdarah dari kotorannya, dan menderita pendarahan internal di perutnya.

Ginjal, jantung, dan paru-parunya juga mulai gagal. Ketika kondisinya semakin kritis, bocah delapan tahun itu mengungkapkan satu-satunya harapannya:

“Ayah, tolong biarkan aku melihat mumi untuk terakhir kalinya sebelum aku mati.”

Sejak saat itu ia dirawat di ruang perawatan intensif, dan biaya menjaganya di rumah sakit telah mengurangi biaya keluarga sekali lagi. Namun, ayahnya menolak untuk menyerah padanya, meskipun anggota keluarga mengatakan kepadanya bahwa ia harus melepaskannya.

Dia mengatakan dia lebih suka benar-benar bangkrut daripada menyerah pada putranya.

“Selama anak saya masih hidup, dokter mengatakan bahwa ada harapan, saya tidak akan menyerah padanya.”

Dokter mengatakan bahwa jika kondisi bocah itu terus memburuk, ia mungkin menghadapi bahaya langsung dan kemungkinan bisa meninggal karena kondisinya.

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini