Bukan Ajarkan Benci Islam, Penjelasan Ilmiah Lagu ‘Balonku’ Versi Komika Ini Bikin Manggut-manggut Aja

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Belum lama ini video seorang ustaz yang menyebutkan bahwa lagu ‘Balonku Ada Lima’ dan ‘Naik-naik ke Puncak Gunung’ mengajarkan anak-anak untuk membenci agama Islam viral di media sosial. Ustaz itu bernama Zainal Abidin.

Dibagikan oleh akun Twitter @PakatDayak pada Kamis 11 Juni 2020. Dalam rekaman yang beredar, ia memberikan penjelasan terkait kedua lagu tersebut. Mula-mula ia menjelaskan lagu ‘Balonku Ada Lima’ yang dianggap mengajarkan kebencian itu.

BACA JUGA: Viral! Ustaz Sebut Lagu ‘Balonku’ Ajarkan Anak untuk Benci Islam

“Di Indonesia juga kan banyak kan. Antum gak berasa, anak-anak kecil, sejak umur TK saja sudah dilatih untuk benci Islam. Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya. Yang meletus apa? Hijau. Hatiku sangat kacau, lho Islam itu bikin kacau aja. Tinggal empat, pegang erat-erat,” ucap penceramah dalam video yang disinyalir milik channel Ashiil TV tersebut.

Setelah video itu viral, komika bernama Dr. Irvan Setiadi Kartawiria ST., M.Sc yang juga merupakan dosen menanggapi isu lagu “Balonku”. Ia adalah salah satu komika yang melejit setelah menjadi peserta Stand Up Comedy Indonesia Season 6 Kompas TV.

Komika Irvan Karta yang juga merupakan lulusan ITB (Institut Teknologi Bandung) membagikan postingan di Twitter mengenai penjelasan ilmiah yang bisa kita dapatkan melalui lagu Balonku. Lewat ilustrasi dibagika, lagu ciptaan Abdulah Totong Mahmud justru mengajak anak-anak mengenal sains sejak dini.

Lirik lagu “Balonku ada lima. Rupa-rupa warnanya. Hijau kuning kelabu, merah muda dan biru” mengajarkan anak-anak mengenai pengenalan matematika dan bilangan.

BACA JUGA: Ustaz Malaysia Sebut ‘Lathi’ Lagu Setan, Ditantang Reza Arap Langsung Minta Maaf

Beberapa lirik juga mengajarkan konsep pengurangan bilangan bulat hingga kekuatan rata-rata genggaman anak-anak. Ia juga memberikan keterangan mengenai spektrum warna dan panjang gelombang (hijau: 495-570 nanometer, kuning 570-590 nm, merah muda: 620-750 nm, dan biru: 450-495 nm).

“Tekanan udara rata-rata balon tiup: 1 PSI Gauge atau sekitar 15 PSI Absolut. Kalau ada bocor kecil mendadak, tekanan di dalam balon berkurang dengan cepat dan merusak ilastisitas ‘kulit’ balon sehingga balom meletus,” tulis keterangan pada infografisnya.

Namun karena Irvan Karta merupakan seorang komedian dan komika, ia menyiratkan bahwa keterangan di atas yang mengandung sains jangan terlalu dipikir dalam-dalam. “Pusing kan? Sama..,” tulis keterangan paling bawah pada infografis.

Komika itu mengaku bahwa unggahannya itu hanya untuk iseng saja dan meminta netizen untuk tidak menganggapnya secara serius. Beberapa netizen pun langsung menanggapi penjelasan dari Irvan itu.

“Sejak melihat twit ini, nyanyi lagu balonku ga seceria biasanya. Atun di Bojonggede,” tulis @boo**ku.

“Informatif sekali… Cukup menjelaskan tentang fenomena meletus balon hijau dan hatiku sangat kacau… Pe Er nya masih satu lagi tentang penjelasan naik ke Puncak gunung pak,” komentar @andy_**rik.

Adapula netizen yang mengungkapkan kalau persoalan warna itu hanya persamaan bunyi. “Klo yg meletus balon biru, mngkin lirik lagunya akan berubah jadi “hatiku sangat pilu”. Klo kuning yg meletus, sulit utk cari pilihan kata yg pas sesuai rima. Merah muda & kelabu jg gk mungkin krn bs mengubah komposisi lirik jd lebih panjang sehingga bs mengubah nada lagunya,” kata @akbarsy**fudin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hasil Sidang Sengketa Pilpres Ditolak MK, Bukti jadi Alasannya tapi Hakim Tak Terapkan Etika Hukum

Mata Indonesia, Yogyakarta - Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Umum (PHPU) Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024, Senin (22/4/2024), menolak permohonan dari paslon nomor urut 01 dan 03. MK menyatakan bahwa permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud MD tak memiliki dasar hukum yang cukup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini