3 Fakta Menarik di Balik Rencana Parkir Berbayar Kampus UI yang Lagi Jadi Polemik

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Universitas Indonesia tengah jadi sorotan. Namun kali ini bukan soal prestasi mahasiswanya, melainkan rencana kebijakan parkir berbayar yang bakal diterapkan di kampus tersebut.

Aturan ini bakal diberlakukan dengan tujuan untuk membatasi kendaraan pribadi yang masuk area kampus UI. Namun, meski masih dalma tahap penggodokan, rencana kebijakan ini sudah menuai polemik.

Bahkan ratusan mahasiswa UI sendiri sempat menggelar demo penolakan rencana tersebut pada Senin, 8 Juli 2019 lalu. Mereka meminta agar kebijakan parkir berbayar di kompleks UI dibatalkan.

Lantas seperti apa sebenarnya rencana kebijakan yang menuai polemik ini? Berikut 5 fakta di baliknya.

Tarif yang Bakal Diberlakukan

Dari informasi yang beredar, pihak UI menetapkan semua kendaraan yang masuk area kampus lebih dari 15 menit akan dikenakan tarif parkir.

Untuk motor sebesar Rp 5.000 dan mobil Rp 20.000 setiap melebihi 15 menit. Dan setiap jam berikutnya akan dikenakan taris tambahan.

Alasan Pihak Kampus

Rektor UI Muhammad Anis menjelaskan, kebijakan parkir ini diberlakukan sesuai visi UI sebagai kampus hijau.

“Tujuannya untuk membuat peningkatan nilai-nilai greenmetric kita. Ke depannya 10 tahun kalau public transportation sudah bagus tidak perlu lagi mobil pribadi masuk kampus, pelan-pelan nanti kita bikin parkir di luar area kampus. Civitas masuk dengan transportasi listrik, minibus yang listrik. Itu salah satu yang ke depan,” kata Anis, dikutip Rabu, 10 Juli 2019.

Selain itu, Anis mengatakan, aturan tersebut diterapkan untuk menekan jumlah kendaraan pribadi yang masuk area kampus demi menjaga kualitas udara UI lebih baik.

Diprotes Mahasiswa dan Warga Depok

Tak hanya menuai polemik di kalangan mahasiswa. Kebijakan parkir berbayar yang bakal diterapkan UI juga menuai protes warga Depok dan sekitarnya. Mereka keberatan jika harus membayar tarif saat melintas di kawasan Kampus UI Depok.

“Waduh. Kok seperti pusat perbelanjaan, mal dan tempat rekreasi saja, mosok bayar. Kan ini jalan pintas. Selain itu, kampus UI Depok ini kan menjadi tempat berolahraga warga pinggiran kampus, seperti warga Beji, Kukusan, Pondok Cina, dan lainnya,” kata Nurdiansyah, warga Depok.

Protes dan keberatan juga disampaikan mahasiswa dan warga melalui sejumlah spanduk yang dipasang di pintu masuk kawasan Kampus UI Depok di Beji, Kukusan dan Pondok Cina.

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini