Kemenkes: Heatstroke Mengancam Jemaah Haji di Tanah Suci

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Kurangnya asupan air ke dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang mengalami heatstroke. Nah, hal itu masih menjadi ancaman serius bagi jamaah haji di tanah suci.

Diketahui, suhu udara di tanah suci sangat tinggi dan itu meningkatkan risiko gejala heatstroke. Untuk mencegahnya, para Jemaah harus banyak mengonsumsi air putih.

“Yang paling penting banyak minum, itu inshaAllah tidak heatstroke,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan RI, Eka Jusup Singka di Gedung Kemenkes, Jakarta.

Heatstroke terjadi karena tubuh kekurangan asupan air (kurang minum) lalu cairan tubuh menguap, keluar banyak keringat, sampai kandungan air dalam darah itu kering. Akibatnya, darah tidak mengalir sampai ke kepala sehingga terjadilah heatstroke.

“Jadi darah tidak jalan, tidak ada yang memompa sampai ke kepala. Kalau di Indonesia kasus heatstroke enggak ada, dokter di Indonesia enggak pernah lihat adanya heatstroke, tapi ada di sana (Arab Saudi),” katanya.

Akibat paling fatal dari heatstroke adalah meninggal dunia. Seseorang yang meninggal karena heatstroke dinamakan total organ failure, seperti gagal ginjal, gagal jantung, dan gagal otak.

Saat ini, kata Eka, suhu di Arab Saudi mencapai 46 derajat Celsius. Namun, bisa juga mencapai 50 derajat Celsius. Sehingga, upaya banyak minum air putih serta melindungi diri dari paparan sinar matahari diperlukan. 

“Kalau jemaah haji proaktif pakai payung, perbanyak minum air putih, enggak masalah,” katanya.

Kasus heatstroke pada jemaah haji Indonesia pertama muncul pada 2015, namun hingga saat ini tidak ada kasus kematian.

Berita Terbaru

Mendukung Pembangunan IKN Dengan Konsep Green Material

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan konsep green material merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan memperkuat identitas budaya Indonesia. Penggunaan green material membantu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini