Wow, Uji Coba Vaksin di Inggris, Sukarelawan akan Diinfeksi Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Saat ini, banyak negara tengah berlomba mengebut pengembangan vaksin corona (covid-19). Inggris menjadi salah satu negara yang tengah berusaha mengembangkan vaksin tersebut.

Meski demikian, eksprimen Inggris terbilang kontroversial. Dengan dalih untuk mempercepat proses pengembangan vaksin, sukarelawan sehat bakal diifeksi dengan virus corona. Pendekatan ini diberi nama Challenge Study.

Imperial College London mengatakan penelitian itu akan melibatkan sukarelawan sehat berusia antara 18 hingga 30 tahun. Uji coba ini cukup beresiko, namun para peneliti Inggris menilai cara ini bisa saja akan memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan penelitian standar.

Investigator penelitian Peter Openshaw mengatakan, tujuan penelitian itu untuk mengetahui apakah sukarelawan menjadi sakit atau tidak?

“Ini bukan hal yang dianggap enteng, tetapi penelitian ini memberikan informasi yang sangat banyak mengenai penyakit, bahkan yang sudah banyak diteliti seperti Covid-19,” katanya, Selasa 20 Oktober 2020.

Di tahap pertama penelitian, para peneliti akan mencari tingkat paparan terkecil yang menyebabkan penyakit. Lalu peneliti menggunakan model yang sama untuk mengetahui bagaimana vaksin potensial bekerja di tubuh dan bagaimana tubuh meresponsnya.

Tetapi para kritikus berpendapat bahwa minimnya pemahaman terkait Covid-19 tak jadi jaminan untuk membuat uji coba tersebut aman. Walaupun anak muda jarang yang meninggal karena penyakit ini, ada banyak bukti mereka bisa menderita penyakit jangka panjang yang melemahkan.

Sue Tansey, seorang dokter farmasi yang merupakan anggota dari Nuffield Council on Bioethics, sebuah pengawas independen Inggris, mengatakan masih ada “ketidaksepakatan di antara para ahli” apakah pantas untuk melanjutkan uji coba ini.

“Orang-orang terbelah karena ini teka-teki etika,” katanya, melansir NBC News.

Sebagai informasi, penelitian digelar atas kerja sama dengan Departemen Perdagangan, Energi dan Industri Strategis, Royal Free London NHS Foundation Trust dan perusahaan yang menggelar penelitian hVivo. Pemerintah Inggris kabarnya siap menggelontorkan dana 33,6 juta poundsterling untuk penelitian itu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Harga Daging Sapi di Bantul mulai Turun, Ini yang jadi Penyebabnya

Mata Indonesia, Bantul - Setelah Lebaran, harga daging sapi di Bantul mulai mengalami penurunan secara perlahan. Nur Wijaya, Lurah Pasar Niten, membenarkan hal tersebut dengan mengatakan bahwa pada 15-16 April 2024, harga daging sapi sudah stabil.
- Advertisement -

Baca berita yang ini