MATA INDONESIA, JAKARTA – Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengatakan bahwa pihaknya tidak bersedia jika dialog atau diplomasi hanya dilakukan dua pihak yakni pemerintah Indonesia dan pihaknya.
Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta menilai bahwa hal ini merupakan upaya OPM untuk melakukan internasionalisasi masalah Papua.
“Itu gaya OPM yang mau melakukan internasionalisasi masalah Papua. Indonesia harus tegas,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Senin 31 Mei 2021.
Langkah tegas yang dimaksud oleh Stanislaus adalah dengan melakukan tindakan tegas jika OPM dan kelompok separatis lainnya di Papua tidak bisa diajak untuk berdialog. Hal ini penting untuk menunjukkan wibawa sebuah negara.
“Jjika mereka tidak bisa diajak dialog dan malah melakukan perlawana bersenjata maka aksi tegas sebagai tindakan hukum harus dilakukan,” kata Stanislaus.
Sebelumnya, TPNPB-OPM mendesak agar mediasi dengan pemerintah juga melibatkan pihak ketiga yaitu Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Kami tidak ada agenda dialog, namun agenda kami ada yang adalah perundingan segitiga, yaitu perundingan yang dimediasi oleh Badan Organisasi PBB,” kata Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom.
Selain meminta diplomasi dengan melibatkan PBB, OPM juga sebelumnya menunjuk Puncak Ilaga sebagai lokasi perang dengan aparat gabungan TNI dan Polri. Wilayah itu dipilih karena dinilai jauh dari pemukiman warga sipil.