Waspada, JI Bergerak Tunggu Momentum Tepat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kelompok Jamaah Islamiyah (JI) cenderung bergerak di bawah tanah sambil menunggu momentum yang tepat untuk melakukan aksinya. Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menilai bahwa karakterisitik JI memang selalu menunggu momentum.

“Mereka ini tunggu momentum di saat yang tepat brgerak untuk doktrin pada masyarakat umum melalui kajian, influence dan campaign, ini tipikal JI,” kata Islah kepada Mata Indonesia News, Jumat 5 Maret 2021.

Kondisi ini sudah diantisipasi dengan baik oleh aparat keamanan khususnya Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Salah satu wujudnya adalah rangkaian penangkapan terduga teroris di Jawa Timur.

Sementara Densus 88 sudah menangkap 22 orang terduga teroris di beberapa wilayah di Jawa Timur. Mereka merupakan bagian dari kelompok teroris Fahim atau terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah (JI).

Islah mengemukakan bahwa para terduga teroris yang tertangkap ini adalah sel-sel tidur JI yang tengah bersiap untuk melakukan aksi teror.

“Yang ditangkap JI itu sleeping cell kan ini hasil surveillance kan mereka selalu diawasi dan akan ditangkap kalau tidak hanya sekedar monitor suatu saat mereka sulit ketemu dimana,” kata Islah.

Sementara itu Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu rencana Densus 88 untuk membawa para terduga teroris ini ke Jakarta.

“Nanti kita lihat rencana Densus gimana, kemungkinan akan dibawa ke Jakarta bagaimana. Saya rasa kalau dibawa ke Jakarta pun publik akan tahu,” kata Brigjen Pol Rusdi.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Kota Jogja Mulai Disorot, Heroe Poerwadi Akhirnya Diusung PAN, Budi Waljiman Dikawal Gerindra

Mata Indonesia, Yogyakarta - Persiapan untuk Pilkada pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jogja mulai memanas. Beberapa figur telah muncul sebagai calon potensial dari berbagai partai politik, di antaranya adalah Heroe Poerwadi dan Budi Waljiman.
- Advertisement -

Baca berita yang ini