Terkoreksi 2 Hari Berturut-turut, Rupiah Kembali Menguat Tipis

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menguat pada akhir perdagangan Kamis 25 Juli 2019. Rupiah berada pada posisi Rp 13.977 per dolar AS atau menguat 0,14 persen dibanding penutupan Rabu kemarin.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp 13.986 per dolar AS atau melemah dibanding kemarin yakni Rp 14.011 per dolar AS. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak dalam rentang Rp 13.975 hingga Rp 13.991 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan terbatas yang dialami rupiah sore ini ditopang oleh sentimen positif yang datang dari, sikap investor yang saat ini tengah fokus dalam menanti hasil dari pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis ini, waktu setempat.

“Alasannya karena petinggi ECB kemungkinan akan mengumumkan rencana penurunan suku bunga acuan sebesar 10 basis poin (bos) pada September nanti,” ujar Ibrahim, Kamis 25 Juli 2019.

Tak hanya itu, prediksi bank sentral AS (The Fed) juga berpeluang besar bersikap dovish (menahan suku bunga) pada pertemuan rapat komite pasar federal terbuka (FOMC) akhir bulan ini. “Ini mengingat data ekonomi AS terbaru menunjukkan hasil mengecewakan.

Adapun pembacaan awal atas data indeks manufaktur AS periode Juli 2019 diumumkan di level 50 oleh Markit. Angka ini di bawah konsensus analis sebesar 50,9. Nilai sebesar 50 menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur di AS tak membukukan ekspansi pada bulan Juli, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Pada penutupan pasar sore hari ini, pergerakan mata uang utama Asia juga bervariasi terhadap dolar AS. Terdapat mata uang yang melemah seperti ringgit Malaysia sebesar 0,02 persen, yuan China sebesar 0,05 persen, dolar Singapura sebesar 0,06 persen, dan won Korea Selatan yang juga melemah 0,31 persen.

Sementara itu, terdapat pula mata uang yang menguat terhadap dolar AS seperti baht Thailand sebesar 0,06 persen, rupee India sebesar 0,07 persen, yen Jepang sebesar 0,08 persen, dan peso Filipina sebesar 0,12 persen. Di sisi lain, dolar Hong Kong tidak bergerak melawan dolar AS.

Dari Eropa, sejumlah mata uang negara maju terpantau melemah, seperti euro sebesar 0,06 persen, poundsterling Inggris sebesar 0,07 persen, dan dolar Australia sebesar 0,14 persen.

Krisantus de Rosari Binsasi

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini