Teriakkan “Bebaskan Aung San Suu Kyi” Menggema di Tokyo

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Protes terhadap militer bukan hanya terjadi di Myanmar. Ratusan demonstran bahkan melakukan aksi serupa dan teriakkan mereka menggema di ibu kota Tokyo, Jepang, Rabu (3/2).

Diketahui, militer Myanmar merebut kekuasaan pada hari Senin (1/2). Mereka menilai bahwa pemilihan umum yang diselenggarakan pada November tahun lalu itu diwarnai oleh penipuan.

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi menang secara telak, 83%. Namun, baru beberapa bulan menjabat (periode kedua) pemerintahan Aung San Suu Kyi digulingkan lewat kudeta militer.

Ribuan demonstran asal Myanmar berkumpul di luar gedung Kementerian Luar Negeri Jepang. Para demonstran menuntut Jepang untuk bergabung dengan sekutunya dalam mengambil sikap lebih tegas terhadap kudeta militer di Myanmar.

Para demontran terlihat mengenakan atribut berupa stiker berbendera Myanmar, adapula yang mengenakan pengikat di jidat. Mayoritas dari mereka membawa poster dengan wajah Aung San Suu Kyi yang bertuliskan “free free Aung San Suu Kyi” dan “We Stand with Our Leader”.

Jepang dan Myanmar telah lama memiliki hubungan yang romantis. Perusahaan terbesar Negeri Sakura bahkan begitu agresif dalam mengembangkan bisnis di Myanmar dalam beberapa tahun terakhir –yang menurut Jepang sebagai pasar perbatasan utama terakhir di Asia Tenggara.

Union of Myanmar Citizen Association yang mengorganisir aksi demonstrasi itu mengatakan bahwa Jepang seharusnya tidak mengakui rezim militer yang baru dibentuk. Penyelenggara mencatat, setidaknya 3 ribu orang ambil bagian dalam aksi demonstrasi kali ini.

Mathida yang bekerja di sebuah toko di Tokyo mengatakan, dia bergabung dengan para demonstran lainnya untuk mendorong para pejabat Jepang untuk berbuat lebih banyak untuk memulihkan demokrasi di Myanmar.

“Kami ingin pemimpin kami dan ibu kami Aung San Suu Kyi dibebaskan. Militer bukanlah pemerintah,” kata Mathilda yang berusia 50 tahun itu, melansir Reuters, Rabu, 3 Februari 2021.

Seorang pejabat tinggi pertahanan mengatakan bahwa Jepang perlu berhati-hati tentang pendekatannya terhadap Myanmar, sebab memutuskan hubungan berisiko mendorong Myanmar menjadi lebih dekat dengan Cina.

Sementara negara-negara Barat dan Amerika Serikat khususnya mengecam kudeta tersebut. Aung San Suu Kyi sendiri hingga saat ini masih ditahan, meskipun ada desakan dari dunia internasional agar ia segera dibebaskan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini