Super Sekali, Ternyata Indonesia Punya Penangkal Alami yang Bikin Virus Corona Mati

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Meski semakin banyak negara terjangkiti, namun hingga kini belum ada satu pun ditemukan kasus virus corona generasi baru atau 2019-nCov di Indonesia. Ternyata negeri kita tercinta memiliki kekuatan untuk menangkalnya.

Seperti dilaporkan DW Indonesia, menyebutkan virus corona tidak tahan dengan lingkungan yang panas.

Ahli mikrobiologi, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. R. Fera Ibrahim, MSc, SpMK(K), PhD pun membenarkan hal tersebut.

Indonesia adalah negara yang berada di garis khatulistiwa atau equator. Menurut catatan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) suhu rata-rata di negeri kita adalah 35 – 37 derajat celcius.

“Pengaruh iklim tropis, karena sinar matahari itu membantu juga kita untuk inaktifkan virus,” kata dr. Fera yang ditulis Jumat 31 Januari 2020.

Itu sebabnya, saat virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) terdahulu mewabah, masyarakat Indonesia juga tidak ada yang sampai terinfeksi.

Menurut Fera, penelitian membuktikan sinar matahari akan mampu membuat virus tersebut tidak aktif lagi.

“Jadi kalau virusnya terpercik (batuk atau bersin) itu terkena sinar matahari, dia bisa inaktif. Tidak akan menginfeksi manusia, tapi tetap pola hidup sehatnya harus bagus,” ujarnya menasihati.

Hal senada diungkapkan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, dr. Bambang Wibowo, SpOG(K). Meski begitu pola hidup sehat serta doa juga harus digiatkan.

Apalagi tiga negara ASEAN yaitu Singapura, Malaysia dan Vietnam sudah ditemukan pasien yang terjangkit virus tersebut. Sedangkan Indonesia dan Filipina masih dinyatakan steril dari virus tersebut.

Namun sekali lagi, tetap harus diiringi dengan pola hidup yang selalu menjunjung kebersihan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Produksi Sampah Capai 65 Ton selama Lebaran, WALHI Jogja Ingatkan Penanganan Jangan hanya Menumpuk

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY mencatat peningkatan sebanyak 65 ton sampah di Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul selama periode 8-15 April 2024 atau masa lebaran. Persoalan sampah di DIY ini juga diingatkan oleh WALHI agar Pemda mencari penanganan lanjutan ke depan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini