Sri Lanka Terapkan Jam Malam Setelah Rusuh Anti-Muslim Tak Terkendali

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Pemerintah Sri Lanka menerapkan pemberlakuan jam malam secara nasional setelah kerusuhan yang mengatasnamakan anti-Muslim terus meluas di negara tersebut, terutama di ibu kota Kolombo.

Kerusuhan diduga terjadi sebagai bentuk balas dendam sekelompok masyarakat tertentu atas tragedi serangan bom Paskah yang terjadi 21 April 2019 lalu di sejumlah hotel dan gereja dengan korban tewas ratusan orang.

Jam malam ini ditetapkan oleh Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe yang berlaku sejak Senin 13 Mei 2019 kemarin. Ia menyebut jam malam ditujukan agar mencegah terjadinya kekacauan negara dan kekerasan komunal.

“Kelompok-kelompok tak dikenal ini menciptakan masalah, merusak properti,” kata Wickremesinghe dalam pidatonya, seperti dikutip AFP, Senin 13 Mei 2019.

Wickremesinghe mengatakan kerusuhan akan menghambat penyelidikan serangan 21 April yang menargetkan tiga gereja Kristen dan tiga hotel mewah, menewaskan 258 orang, dan melukai hampir 500 orang. 

Penduduk di  provinsi barat laut negara pulau ini diperintahkan untuk tetap tinggal dalam rumah setelah gerombolan pimpinan Kristen membakar puluhan toko, kendaraan, dan masjid milik Muslim pada hari Minggu dan Senin. 

Parahnya, serangan itu terjadi selama bulan suci puasa Ramadan. Kemudian jam malam diperpanjang untuk mencakup seluruh negara yang berjumlah 21 juta orang ini.

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini