Siaga! Provinsi Sulawesi Selatan Diterjang Puting Beliung dan Hujan Ekstrem

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Cuaca ekstrem menerjang Provinsi Sulawesi Selatan pada Minggu 12 Januari 2020. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, hujan dengan intensitas tinggi dan angin puting beliung terjadi di sejumlah wilayah provinsi tersebut.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi (Kapusdatin) dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo, fenomena cuaca ekstrem ini sesuai dengan prakiraan BMKG yaitu potensi hujan lebat di wilayah Sulawesi Selatan dengan status ‘siaga’.

Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan, banjir terjadi di Dusun Buludua, Desa Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Hujan dengan intensitas tinggi tersebut mengguyur sejak pukul 00.00 Wita sampai dengan pukul 10.30 Wita.

“Kejadian tersebut memicu meluapnya sungai di daerah setempat. Sekitar 121 KK terkena dampak banjir di dusun itu,” kata Agus di Jakarta, Senin 13 Januari 2020.

Pada hari yang sama, banjir dan angin puting beliung terjadi di tiga kecamatan di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, antara lain di Kecamatan Balusu, Soppeng Riaja dan Mallusetasi. Bencana tersebut mengakibatkan rumah penduduk terendam banjir dan sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan.

Selain itu, arus lalu lintas trans-Sulawesi juga terpantau padat. “Banjir ini mengakibatkan kerusakan tiga rumah warga dengan kategori rusak berat dan kerusakan infrastruktur jalan desa di wilayah Oring, Kecamatan Balusu, satu jembatan gantung di Kelurahan Kiru-Kiru, Kecamatan Soppeng Riaja dan tanggul pantai di Kelurahan S. Binangae dan Pasar Ajakkang di Kecamatan Balusu,” katanya.

BPBD setempat, katanya, melaporkan satu orang meninggal dunia akibat terbawa arus banjir. Musibah yang sama juga terjadi di Kota Parepare, Sulawesi Selatan pada Minggu.

BPBD Provinsi Sulawesi Selatan, katanya, melaporkan bahwa hujan deras turun di seluruh Kota Parepare sehingga menyebabkan genangan di beberapa titik dengan ketinggian air yang beragam.

Namun demikian, genangan tersebut segera surut dan aktivitas masyarakat berangsur normal. Pada Sabtu sebelumnya, genangan air juga terjadi di wilayah Kota akibat hujan yang disertai angin kencang.

Agus menekankan bahwa beberapa kejadian bencana tersebut menunjukkan ancaman yang dipicu oleh fenomena hidrometeorologi yang bergerak ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

BMKG sebelumnya telah menyampaikan peringatan dini ke sejumlah wilayah dengan status waspada hingga siaga. Sebabnya, BNPB mengimbau BPBD wilayah tengah dan timur untuk siaga, salah satunya dengan memonitor peringatan dini dari BMKG sehingga mereka dapat melanjutkan peringatan dini kepada masyarakat.

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini