Sempat Bermusuhan, Dua Korea Kembali Mesra

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Pemimpin Korea Selatan dan Korea Utara memulihkan komunikasi yang sempat terputus. Presiden Moon Jae-in dan Kim Jong Un juga sepakat untuk meningkatkan hubungan.

Sementara langkah tersebut dapat membantu meredakan permusuhan di Semenanjung Korea, tidak jelas apakah Pyongyang akan melangkah lebih jauh untuk menghidupkan kembali program kerja sama yang kuat sebelumnya dengan Seoul dan kembali ke pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat (AS).

Beberapa ahli mengatakan bahwa Kim hanya bermaksud untuk meningkatkan citra internasionalnya atau menggunakan Korea Selatan sebagai pengaruh menjelang kemungkinan dimulainya kembali pembicaraan dengan AS.

Sejak April, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un beberapa kali bertukar surat pribadi dan memutuskan untuk memperbaiki komunikasi lintas batas sebagai langkah pertama menuju peningkatan hubungan, demikian dilaporkan kantor Presiden Moon Jae In.

“Kedua pemimpin sepakat untuk memulihkan rasa saling percaya dan mengembangkan hubungan mereka lagi sesegera mungkin,” kata juru bicara Blue House, Park Soo Hyun dalam briefing yang disiarkan televisi” melansir  US News, Selasa, 27 Juli 2021.

“Sekarang, seluruh bangsa Korea ingin melihat hubungan Utara-Selatan pulih dari kemunduran dan stagnansi sedini mungkin. Dalam hal ini, para pemimpin tertinggi Korea Utara dan Korea Selatan sepakat untuk membuat langkah besar dalam memulihkan rasa saling percaya dan mempromisikan rekonsiliasi dengan memulihkan terputusnya jalur komunikasi antar-Korea melalui beberapa pertukaran surat pribadi,” demikian pernyataan kantor berita resmi Korea Central News Agency.

Tahun lalu, Korea Utara memutuskan semua komunikasi dengan Korea Selatan sebagai bentuk protes atas apa yang mereka sebut sebagai kegagalan Korea Selatan untuk menghentikan aktivis menyebarkan selebaran anti-Pyongyang melintasi perbatasan mereka.

Banyak ahli mengatakan, tindakan Korea Utara yang provokatif menandakan Pyongyang frustrasi karena Seoul gagal untuk menghidupkan kembali berbagai proyek ekonomi antar-Korea yang menguntungkan dan membujuk AS untuk mengurangi sanksi internasional terhadap Korea Utara.

Moon, yang mendukung rekonsiliasi yang lebih besar dengan Korea Utara, sebelumnya bolak-balik antara Pyongyang dan Washington untuk memfasilitasi pertemuan puncak pertama antara Kim dan Presiden Donald Trump saat itu.

Akan tetapi, Korea Utara justru bersikap dingin kepada Presiden Moon setelah pertemuan puncak Kim-Trump kedua gagal pada awal 2019 karena perselisihan mengenai sanksi yang diberikan AS.

Sejak menjabat pada Januari, pemerintahan Presiden Joe Bien telah meminta Korea Utara untuk kembali ke perundingan. Tetapi Korea Utara bersikeras tidak akan bergabung kembali dengan pembicaraan kecuali AS menarik kebijakan permusuhannya terhadap Korea Utara.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini