Sekjen PBB Yakini Neo-Nazi Tengah Bangkit

Baca Juga

MATAINDONESIA, JAKARTA – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mendesak tindakan global terkoordinasi untuk membangun aliansi melawan pertumbuhan dan penyebaran paham neo-Nazisme, supremasi kulit putih, kebangkitan xenophobia, anti-Semitisme, dan ujaran kebencian yang sebagian dipicu oleh pandemi virus corona.

Selain itu, ia mendesak tindakan internasional untuk melawan propaganda dan disinformasi, serta peningkatan pendidikan mengenai tindakan Nazi selama Perang Dunia II. Bukan hanya itu, Guterres juga menekankan bahwa hampir dua pertiga anak muda di Amerika Serikat tidak paham akan tewasnya 6 juta warga Yahudi selama Holocaust.

“Propaganda yang mengaitkan orang Yahudi dengan pandemi, misalnya dengan menuduh mereka menciptakan virus sebagai bagian dari upaya dominasi global, akan menggelikan, jika tidak begitu berbahaya. Ini hanyalah manifestasi terbaru dari kiasan anti-Semit yang berasal dari setidaknya abad ke-14, ketika orang Yahudi dituduh menyebarkan wabah pes,” tutur Guterres, melansir Reuters, Selasa, 26 Januari 2021.

Guterres menambahkan, tidak mengherankan bila pandemi virus corona telah memicu letusan lain dari penyangkalan Holocaust, distorsi, dan meminimalkan sejarah.

“Di Eropa, Amerika Serikat, dan tempat lain, kaum supremasi kulit putih mengorganisir dan merekrut lintas batas, memamerkan simbol dan kiasan Nazi dan ambisi pembunuhan mereka. Tragisnya, setelah beberapa dekade dalam bayang-bayang, neo-Nazi dan ide-ide mereka sekarang mendapatkan nilai tukar,” sambungnya.

Pihak berwenang AS telah memperingatkan bahwa neo-Nazi sedang meningkat di seluruh negeri, bahkan seluruh dunia. Di beberapa negara yang tidak disebutkan namanya, neo-Nazi telah menyusup ke polisi dan layanan keamanan negara serta gagasan mereka dapat didengar dalam debat partai politik arus utama.

“Kebangkitan berkelanjutan dari supremasi kulit putih dan ideologi neo-Nazi harus dilihat dalam konteks serangan global terhadap kebenaran yang telah mengurangi peran sains dan analisis berbasis fakta dalam kehidupan publik,” lanjut Guterres.

“Kami membutuhkan tindakan global yang terkoordinasi, dalam skala ancaman yang kami hadapi, untuk membangun aliansi melawan pertumbuhan dan penyebaran neo-Nazisme dan supremasi kulit putih, dan untuk melawan propaganda dan disinformasi,” tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Harga Daging Sapi di Bantul mulai Turun, Ini yang jadi Penyebabnya

Mata Indonesia, Bantul - Setelah Lebaran, harga daging sapi di Bantul mulai mengalami penurunan secara perlahan. Nur Wijaya, Lurah Pasar Niten, membenarkan hal tersebut dengan mengatakan bahwa pada 15-16 April 2024, harga daging sapi sudah stabil.
- Advertisement -

Baca berita yang ini