Seberapa Besar Efek Skandal Dirut Garuda Indonesia Bagi Laju sahamnya di BEI?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kasus penyelundupan Harley dan sepeda Brompton yang ikut melibatkan jajaran Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (kode saham: GIAA) dinilai tak berpengaruh signifikan terhadap laju pergerakan sahamnya.

Hal ini diungkapkan oleh Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas. Ia mengatakan, pasca skandal tersebut terbongkar, harga saham Garuda tak turun begitu dalam.

“Kasusnya lebih kepada soal Good Corporate Governance (GCG). Pengaruhnya ada tapi kecil. Seharusnya kan kalau sudah ada rencana ganti Direksi, tentu kepercayaan (Investor) atas saham Garuda bakal pulih lagi,” ujarnya kepada Minews, Sabtu 9 Desember 2019.

Sukarno juga mengatakan, penurunan saham GIAA juga sudah terjadi sebelum kasus tersebut terkuak ke publik. Di mana, secara teknikal, harga batas bawah (support) sahamnya sudah ada di level Rp 550 per saham. Lantas kini sudah masuk di fase koreksi, maka Sukarno, menganjurkan investor untuk menghindari dan wait and see atas saham GIAA untuk sementara waktu.

“Tunggu momentum teknikal buat buy back, dengan target harga untuk jangka panjang di kisaran Rp 600 per saham” katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama. Ia mengatakan, terlepas dari skandal itu, sejauh ini, kinerja fundamental GIAA sudah menunjukkan hasil yang positif. Maka kata Nafan, kasus penyelundupan tersebut tidak berpengaruh sama sekali bagi laju saham maskapai plat merah ini.

“Alasannnya, sebelumnya GIAA telah mengalami aksi window dressing (menguat) sejak Agustus, jadi wajar saja pada Desember ini terlihat mengalami koreksi wajar (turun tipis),” ujarnya.

Nafan juga mengapresiasi keputusan yang dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Tohir yang berencana mencopot 4 orang Direksi GIAA.

“Itu sudah tepat. Tujuannya untuk meningkatkan GCG sehingga berujung kepada peningkatan terhadap para pelaku investor,” katanya.

Nafan lantas menganjurkan agar investor tetap mengakumulasi saham GIAA. “Boleh beli pada kisaran level Rp 476 hingga Rp 484 per saham. Dengan target harga secara bertahap di level Rp 500, Rp 540, Rp 640 dan Rp 725,” ujarnya.

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini