Rusia Pimpin Seruan Bantuan Internasional untuk Afghanistan

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Penguasa baru Afghanistan, Taliban mendapat dukungan 10 kekuatan regional dalam pembicaraan di Moskow, Rusia, terkait gagasan konferensi donor PBB untuk membantu mencegah negara itu dari keruntuhan ekonomi dan bencana kemanusiaan.

Rusia, Cina, Pakistan, India, Iran dan lima negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah bergabung dengan Taliban dalam menyerukan PBB untuk mengadakan konferensi semacam itu sesegera mungkin untuk membantu membangun kembali Afghanistan.

Seluruh negara tersebut juga mengatakan bahwa beban utama Afghanistan harus ditanggung oleh pasukan yang kontingen militernya telah hadir di negara ini selama 20 tahun terakhir.

Pernyataan ini adalah referensi menunjuk ke Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, yang menginvasi Afghanistan setelah serangan 11 September 2001. Dan penarikan tiba-tiba membuka jalan bagi Taliban untuk merebut kembali kendali negara pada pertengahan Agustus.

Washington memilih untuk tidak menghadiri pembicaraan tersebut, dengan alasan teknis. Namun, AS mengatakan kemungkinan akan bergabung dengan kelompok tersebut di masa depan.

Sementara Rusia memimpin seruan untuk bantuan internasional. Negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu tampaknya sadar bahwa setiap tumpahan konflik dari Afghanistan dapat mengancam stabilitas regional negara mereka.

Kebangkitan Taliban telah menimbulkan ketakutan internasional akan kembalinya bentuk garis keras kekuasaan Islam seperti era 1990-an, ketika mereka menjadi tuan rumah gerakan al Qaeda Osama bin Laden dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan, termasuk rajam di depan umum dan marginalisasi kaum perempuan di sekolah maupun tempat kerja.

Sejak kembali berkuasa, Taliban mengatakan mereka telah bergerak secepat mungkin untuk membuka pemerintahan dan menjamin hak-hak perempuan, serta jaminan keamanan bagi negara lain.

“Afghanistan tidak akan pernah membiarkan tanahnya digunakan sebagai pangkalan bagi siapa pun untuk mengancam keamanan negara lain,” kata Menteri Luar Negeri, Amir Khan Muttaqi.

Abdul Salam Hanafi, wakil perdana menteri yang memimpin delegasi, mengatakan: “Mengisolasi Afghanistan bukanlah kepentingan siapa pun.”

Sementara pemerintah di seluruh dunia, termasuk Rusia, telah menolak untuk memberikan pengakuan resmi kepada pemerintah Taliban, komunike tersebut mengakui realitas baru dari kenaikan Taliban ke tampuk kekuasaan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Program AMANAH Kembangkan SDM Muda Kelola Potensi Kekayaan Aceh

Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) muda di Tanah Rencong...
- Advertisement -

Baca berita yang ini