Rupiah Ditutup Menguat Terdorong Stabilitas Ekonomi Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kondisi perekonomi Indonesia masih tergolong lebih baik dibandingkan dengan negara lain di tengah pandemi corona (covid-19) memberikan angin segar bagi rupiah pada Rabu, 24 Juni 2020.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,22 persen ke level Rp 14.130 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, kondisi ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang masih mampu tumbuh sebesar 2,97 persen pada Kuartal I 2020, meskipun untuk Kuartal Kedua di yakini akan mengalami kontraksi akibat penerapan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB).

“Namun kontraksi tersebut tidak terlalu parah sehingga apa yang ditakutkan oleh pemerintah ( MenKeu) maupun Bank dunia tidak akan terjadi,” ujarnya Rabu sore.

Kebijakan pemerintah yang juga memperpanjang stimulus terutama di bidang kesehatan, BLT dan bansos sampai akhir tahun 2020 diperkirakan menjadi salah satu upaya untuk menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat tetap terjaga .

Ini merupakan modal dasar untuk menggerakan sistem keuangan dan pertahanan ekonomi negara. Pemerintah harus berani membuat program pemulihan yang berkesinambungan,” katanya.

Selai itu, laju rupiah ikut terbantu dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk terus berupaya untuk menstabilkan mata uang garuda yang dalam bulan-bulan terakhir ini sehingga cukup stabil di level Rp 14.000 per dolar AS.

“BI berupaya mengendalikan inflasi dan melakukan koordinasi dengan pemerintah termasuk OJK dan LPS untuk menentukan bauran kebijakan demi menjaga kedaulatan ekonomi. Salah satu bauran kebijakan yang sdh di jalankan adalah penurunan suku bunga dan suku bunga kredit,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini