Refleksi Akhir Tahun: Ujung Tombak Penanggulangan Virus Corona Adalah Kesadaran Masyarakat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Munculnya virus corona memang membuat semua lini dari tingkat atas hingga bawah semua terkena imbasnya. Hampir 10 bulan lamanya masyarakat di dunia tak terkecuali Indonesia semua bertahan untuk hidup berdampingan dengan virus mematikan yang diyakini berasal pertama kali dari Wuhan Cina.

Kasus pertama di Indonesia pertama kali ditemukan di Depok, Jawa Barat. Menteri Kesehatan Terawan mengatakan dua WNI terjangkit yang merupakan ibu dan anak. Keduanya terinfeksi virus itu dari warga Jepang yang berkunjung ke Indonesia. Warga Jepang tersebut baru terdeteksi covid-19 di Malaysia, setelah meninggalkan Indonesia.

Pemerintah Indonesia langsung mengambil tindakan serius dengan membatasi ruang gerak masyarakat Indonesia, semua kegiatan yang mengundang kerumunan orang ditiadakan, penekanan penggunaan masker setiap saat ketika hendak keluar rumah. Tak hanya itu, cuci tangan dan mengganti semua pakaian saat keluar rumah menjadi hal penting yang harus dilakukan.

Semua cara dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mencegah penyebaran virus covid-19 ini, mulai pemberlakukan lock down atau dikenal dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hampir di semua wilayah di Indonesia yang terdampak.

Pada mulanya, selama masa pandemi ini, aktivitas perkantoran ditiadakan semua karyawan bekerja di rumah. Aktivitas pendidikan mulai SD hingga perguruan tinggi, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring, tidak ada lagi tatap muka di sekolah maupun kampus.

Tak hanya itu keberadaan mall juga ditutup, tak ada aktivitas jual beli yang mendatangkan orang datang untuk berkumpul, semuanya hanya mengandalkan layanan secara daring.

Seiring waktu berjalan, ketika pemerintah memaksa masyarakat agar selalu berada di dalam rumah, berdampak pada perekonomian mereka, dimana tidak ada pemasukan yang didapat namun, keberlangsungan hidup harus tetap berjalan.

Seakan sudah bosan dan tidak tahan lagi, akhirnya masyarakat banyak yang berontak dengan tidak lagi memperdulikan keberadaan virus, namun balik lagi kebutuhan hidup mereka sehari-hari yang harus dipikirkan.

Alhasil, mereka kembali lagi keluar rumah dan bekerja, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pemerintah disini dilematis, jika dilarang tak mampu menanggung kebutuhan semua masyarakat di Indonesia.

Akhirnya, pemerintah memperbolehkan aktivitas perdagangan, perkantoran dan lainnya untuk beroperasi kembali namun, tetap menerapkan protokol kesehatan yang diatur pemerintah, seperti menggunakan masker dan pembatasan jumlah kedatangan pengunjung dipusat keramaian. Jika melanggar, ada sanksi tegas diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Salah satunya denda hingga sanksi sosial.

Namun, kenyataaan di lapangan, banyak dari masyarakat tidak patuh dengan aturan yang dikeluarkan pemerintah. Banyak dari mereka melanggar aturan tersebut, karena sudah mengangap virus ini tidak ada.

Bahkan sebagian dari mereka abai dengan protokol kesehatan, mulai dari penggunaan masker hingga melakukann kegiatan yang berimbas menciptakan kerumunan.

Mereka yang melanggar diberikan sanksi tegas, namun masih banyak saja dari mereka yang bandel tidak mengindahkannya. Mereka sudah tidak peduli lagi, ada dan tidaknya virus covid-19. Alhasil, kasus positif corona terus bertambah di Indonesia setiap harinya.

Dalam hal ini padahal pemerintah sudah mengambil tindakan tegas, lewat denda dan pembubaran massa yang berkerumun, namun tetap saja semua itu dilanggar. Jika ingin terbebas dari pandemi ini, tidak hanya pemerintah yang bertindak, perlu ada dukungan dari masyarakat agar sadar bahayanya virus ini.

Langkah yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat agar virus corona ini bisa terkendali dan dicegah:

Pertama, pemerintah sudah benar adanya menindak tegas para pelanggar protokol kesehatan di masa pandemi corona, untuk menekan angka positif ccovid-19.

Kedua, kepatuhan dan kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan serta memakai masker setiap keluar rumah dan berada di ruang publik harus dilakukan.

Ketiga adalah edukasi dan penyiapan isolasi secara mandiri pada sebagian hasil tracing yang menunjukan hasil tes positif dari rapid tes atau negatif dengan gejala untuk melakukan isolasi mandiri.

Strategi keempat adalah isolasi Rumah Sakit yang dilakukan kala isolasi mandiri tidak mungkin dilakukan, seperti karena ada tanda klinis yang butuh layanan definitif di Rumah Sakit.

Semua intinya adalah lebih peka dan tingkatkan lagi kesadaran masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan yang diberlakukan pemerintah.

Diketahui, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah hingga saat ini, Selasa 15 Desember. Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, ada penambahan 6.129 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan jumlah total kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 629.429 orang.

Mereka dinyatakan sembuh berdasarkan pemeriksaan laboratorium dengan metode polymerase chain reaction (PCR), yang hasilnya negatif virus corona. Dengan demikian, total pasien Covid-19 yang sembuh sampai saat ini berjumlah 516.656 orang sejak awal pandemi.

Akan tetapi, pemerintah mengumumkan kabar duka tetap adanya penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Dalam 24 jam terakhir, ada 155 orang yang tutup usia setelah dinyatakan positif virus corona.

Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia tercatat sebesar 19.111 orang. Dengan perubahan data dibandingkan kemarin itu, maka kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini ada 93.662 orang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Uji Coba Blasting Wadas Jadi Tontonan Warga yang Penasaran, Warga Sempat Khawatir

Mata Indonesia - Proses penambangan andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah memasuki babak baru. Saat ini proses akan dilakukan pengeboman (blasting) guna membongkar Bangkalan batu andesit.
- Advertisement -

Baca berita yang ini