MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta menilai bahwa tewasnya salah satu pimpinan kelompok separatis dan teroris (KST) Papua bernama Elly Bidana bisa memberikan dampak signifikan terhadap kekuatan kelompok tersebut. Namun, ia menilai bahwa upaya penumpasan harus tetap dilakukan untuk mengentaskan tindakan brutal dari KST Papua.
“Tidak cukup hanya komandannya yang ditangkap atau ditembak. Anggota kelompoknya terutama yang sudah melakukan aksi biadab harus ditumpas. Dengan salah satu pemimpinnya tertangkap maka kekuatan kelompok tersebut akan berkurang,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Sabtu 18 September 2021.
Adapun tewasnya salah satu pimpinan KST Papua bernama Elly Bidana, merupakan imbas dari kebrutalan yang dilakukan kelompoknya pada sejumlah kantor di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang. Tidak hanya itu, Elly Bidana juga dinilai telah menyerang warga sipil di puskesmas.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal menegaskan bahwa Elly Bidana telah tewas dalam kontak tembak dengan TNI-Polri. Namun jenazahnya dibawa kabur oleh kelompoknya.
“Personel gabungan berhasil menembak mati satu anggota KST Papua dan dua lainnya terluka. Anggota KST Papua yang meninggal bernama Elly M Bidana yang mengklaim diri sebagai Komandan Operasi KST Papua Ngalum-Kupel pimpinan Lamek Taplo,” kata Kamal.
Saat ini, KST Papua pimpinan Lamek Taplo diprediksi masih bergerilya di sekitar lokasi dan melancarkan tembakan terhadap aparat keamanan.