Pemimpin Partai Republik Minta Trump Dimakzulkan

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Setelah pengunjuk rasa pro-Donald Trump menyerbu Capitol Hill pada Rabu (6/1), semakin banyak pemimpin Partai Republik dan pejabat Kabinet yang meyakini bahwa Trump harus dicopot dari jabatannya sebelum 20 Januari.

Sebanyak empat orang dari mereka menyerukan agar amandemen ke-25 diberlakukan. Sementara dua lainnya mengatakan Presiden Trump harus dimakzulkan.

“Dia harus diberhentikan dan disingkirkan,” tegas seorang pejabat terpilih dari Partai Republik saat ini, melansir CNN.

Seorang mantan pejabat senior mengatakan tindakan Presiden Trump cukup mengerikan. Oleh karena itu Trump tak bisa dibiarkan untuk tetap berada di Gedung Putih, meski hanya menghitung hari.

“Saya pikir ini sangat mengejutkan sistem. Bagaimana Anda menahannya selama dua minggu setelah ini?” kata mantan pejabat tersebut.

Selain permintaan menyingkirkan dan memakzulkan sang Presiden AS ke-45, Senat kemudian memberikan suara untuk mendiskualifikasi Trump agar tidak pernah memegang jabatan federal lagi.

Di sisi lain, menerapkan Amandemen ke-25 akan mengharuskan Wakil Presiden Mike Pence dan mayoritas anggota Kabinet untuk memilih mencopot Trump dari jabatannya karena ketidakmampuannya untuk menjalankan kekuasaan dan tugas kantornya –sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Mantan Presiden AS, George W. Bush bahkan mengeluarkan statement tajam dengan menyebut pemberontakan di Capitol Hill sebagai pemandangan yang memuakkan dan memilukan.

Meski tidak menyebut nama Trump, Bush mengaku terkejut dengan perilaku ceroboh dari sejumlah pemimpin politik sejak pemilu dan oleh kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan terhadap lembaga, tradisi, dan penegakkan hukum di AS.

Senator Utah, Mitt Romney merupakan satu-satunya anggota Partai Republik yang memberikan suara untuk menghukum Presiden Trump atas sebuah pasal pemakzulan tahun lalu, menyebut Trump sebagai orang yang egois yang dengan sengaja memberikan informasi yang salah kepada para pendukungnya tentang pemilu dan mengerahkan massa untuk “berjuang”.

Seorang anggota pimpinan DPR dari Partai Republik, Wyoming Liz Cheney menyuarakan kemarahan dan rasa frustrasinya. “Tidak diragukan lagi, Presiden membentuk massa. Presiden menghasut massa, Presiden berbicara kepada massa. Dia menyalakan apinya,” kata Cheney di Fox News.

Senator Tom Cotton dari Arkansas yang notabene sekutu setia Trump tak tanggung-tanggung. “Sudah lewat waktu bagi Presiden untuk menerima hasil pemilu, berhenti menyesatkan rakyat Amerika dan menolak kekerasan massa,” tegas Cotton.

Sikap Presiden Trump juga menyulut amarah anggota Partai Republik lainnya di Capitol Hill.

“Presiden harus membatalkannya. Hentikan! Sudah berakhir. Pemilu sudah berakhir!” kata Perwakilan dari Wisconsin, Mike Gallagher.

“Itu pengecut. Dia harus berdiri dan berkata, saya kalah dalam pemilihan, biarkan penghitungan dilanjutkan,” kata Adam Kinzinger.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danrem 072/Pamungkas Hadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Pengamanan Mudik Idul Fitri 1445 H

Mata Indonesia, Magelang - Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Zainul Bahar, S.H., M.Si hadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral dalam rangka Pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1445 H bertempat di Semanggi Ballroom Hotel Artos, Jl. Mayjen Bambang Soegeng No.1, Kedungdowo, Mertoyudan, Magelang, Jawa tengah. Jumat, (29/3/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini