Peluang Ekspor Salak Pondoh ke Negara ASEAN Semakin Terbuka

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tahu salak Pondoh? Buah yang banyak tumbuh di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ini punya ciri rasa yang manis atau tidak sepet.

Salak pondoh termasuk dalam buah tropis dan mempunyai bermacam macam varietas. Nah, peluang mengekspor Salak ke negara luar semakin terbuka. Apalagi sejak ekspor perdana komoditas perkebunan tersebut ke Kamboja.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Didi Sumedi, mengatakan negara-negara ASEAN menjadi sasaran ekspor Salak Pondoh. Hal ini karena minat mereka terhadap produk buah-buahan asal Indonesia cukup tinggi. ”Produk-produk Indonesia, khususnya salak pondoh asal Yogyakarta sekarang mulai banyak peminatnya di luar negeri. Hal ini tentu menjadi peluang bagi kita untuk terus menggenjot ekspor produk Indonesia ke luar negeri,” ujar Didi.

Dengan ekspor komoditas yang semakin meningkat, Dirjen PEN Kemendag optimistis pemulihan ekonomi nasional akan berjalan semakin cepat.

Kemendag terus melakukan berbagai terobosan untuk menggerakkan kegiatan ekspor komoditas unggulan berbagai daerah, seperti mengajak ribuan petani Salak Pondoh asal Yogyakarta bekerja sama untuk mengekspor hasil panennya ke Kamboja.

”Kegiatan ini dilakukan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan bersama PT Serena Sejahtera. Perusahaan ini merupakan peserta program pendampingan eksportir (export coaching program – ECP) 2021 untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,” katanya.

Dirjen PEN Kemendag menjelaskan, pada tahap awal, dilakukan ekspor Salak Pondoh ke Kamboja sebanyak enam ton, dengan nilai sebesar USD 15 ribu (sekitar Rp 213,8 juta).

Ekspor ini dinilai akan membantu ekonomi sekitar 1.200 petani yang terlibat dalam rantai perdagangannya.

Kepala Balai Besar PPEI, Heryono Hadi Prasetyo, menambahkan, program ECP untuk wilayah Yogyakarta telah memasuki tahap ketiga yaitu market development dari delapan tahapan pendampingan. Para peserta ECP dipastikan telah diberikan pendampingan mengenai kesiapan dokumen ekspor, hal-hal yang disiapkan ketika bernegosiasi dengan calon pembeli, pengetahuan tentang kepabeanan dan pengiriman barang ekspor, kalkulasi harga ekspor, serta sistem pembayaran ekspor.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Harga Daging Sapi di Bantul mulai Turun, Ini yang jadi Penyebabnya

Mata Indonesia, Bantul - Setelah Lebaran, harga daging sapi di Bantul mulai mengalami penurunan secara perlahan. Nur Wijaya, Lurah Pasar Niten, membenarkan hal tersebut dengan mengatakan bahwa pada 15-16 April 2024, harga daging sapi sudah stabil.
- Advertisement -

Baca berita yang ini