Paradoks AS, antara Imigran, Janji Kampanye Biden, dan Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Usai menghabiskan delapan bulan (2019) berada di kamp darurat di kota Matamoros, perbatasan Meksiko yang berbahaya, Israel Martinez meninggalkan harapannya untuk mencari suaka di sebuah negara kaya bernama Amerika Serikat.

Dengan kondisi yang dingin dan kondisi kamp darurat yang tidak sehat, Martinez harus menerima kenyataan dipulangkan ke kampung halamannya di Honduras. Ya, ia menjadi salah satu dari sekian pencari suaka asal Honduras yang mendapatkan penerbangan gratis pada Januari 2020.

Bulan lalu, rumahnya rusak parah akibat diterjang badai Eta dan Iota dengan hujan lebat yang memicu terjadinya banjir. Ia pun mulai membuat rencana untuk kembali mencoba peruntungannya, kembali ke Negeri Paman Sam. Terlebih Presiden AS terpilih, Joe Biden berjanji untuk melonggarkan beberapa kebijakan seputar imigrasi di perbatasan AS-Meksiko.

Ribuan migran baru di Amerika Tengah baru-baru ini bergabung dengan grup WhatsApp dan Facebook untuk mengatur rombongan menuju utara. Dan pelantikan Joe Biden menjadi pembahasan panas di antara para imigran.

“Ingat Trump pergi pada tanggal 29 Januari. Jika ada orang yang datang sebelum itu, maka mereka akan mendapat masalah,” tulis salah seorang imigran di grup tersebut, diberitakan Reuters.

Pejabat perbatasa AS dan direktur tempat penampungan di sepanjang perbatasan prihatin mengenai eksodus besar-besaran imigrasi di tengah pandemi virus corona. Pasalnya, eksodus para imigran dapat menciptakan krisis awal bagi pemerintahan yang akan datang karena berupaya memenuhi janji kampanye.

Reuters berbicara dengan tujuh organisasi penampungan, mayoritas berharap kebijakan Presiden Donald Trump dibatalkan secepat dan seaman mungkin. Akan tetapi di sisi lain, sejumlah faktor terkait pandemi virus corona cukup mengkhawatirkan, khususnya soal tempat tinggal dan tenaga medis.

Tim transisi Biden kabarnya telah bertemu dengan para advokat untuk mendengarkan saran tentang bagaimana mengatasi lonjakan tersebut. Pendukung migran yang diwawancarai oleh Reuters mengatakan mereka belum menerima komitmen konkret dari pejabat terkait.

Biden telah berjanji pada hari pertama pemerintahannya untuk mengakhiri Protokol Perlindungan Migran, atau MPP, program kontroversial yang dibuat Presiden Trump yang diterapkan tahun 2019. Program ini pula yang memaksa Martinez dan puluhan ribu pencari suaka lainnya tertahan di Meksiko sambil menunggu sidang pengadilan imigrasi AS.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini