MATA INDONESIA, JAKARTA – Toko online akan terus diandalkan masyarakat meski pandemi Covid19 usai karena selain untuk berbelanja bisa juga untuk membayar tagihan bulanan. Hal itu terungkap dari hasil survei lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) yang dikutip, Sabtu 27 Maret 2021.
Hasil riset lembaga itu mengungkapkan bahwa sepanjang 2020 rata-rata pengeluaran bulanan konsumen sebelum dan saat pandemi di Tokopedia misalnya meningkat 71 persen. Di mana ada peningkatan pada kebutuhan kesehatan, hobi, dan tagihan.
Menurut, Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni, telah terjadi peningkatan signifikan pengguna aktif bulanan di toko online tersebut.
Jika sebelum pandemi atau sekitar Januari 2020 jumlah penggunanya 90 juta, maka setelah pandemi meningkat menjadi 100 juta sekarang.
“Riset LPEM FEB UI di sisi lain juga mencatat 7 dari 10 pelaku usaha di Tokopedia mengalami kenaikan volume penjualan dengan sebesar 133 persen,” ujar Astri.
Sementara Kepala LPEM FEB UI, Riatu Mariatul Qibthiyyah menjelaskan platform belanja online Tokopedia diandalkan berbagai kalangan. Konsumen baru dari kalangan ibu rumah tangga, pelajar, mitra aplikasi online, wirausaha dan pekerja lepas di masa pandemi.
Riset tersebut mengungkapkan tiga provinsi dengan peningkatan penjualan pelaku usaha tertinggi di Tokopedia, yaitu NTB (144,6 persen), Sulawesi Tengah (73,4 persen) dan Sulawesi Selatan (73,3 persen).
Sementara tiga provinsi dengan peningkatan jumlah pelaku usaha tertinggi di Tokopedia selama pandemi adalah Bali (66,2 persen), Yogyakarta (42,2 persen) dan DKI Jakarta (28,3 persen).
Selain itu, sebesar 68,6 persen penjual yang bergabung dengan Tokopedia pada saat pandemi merupakan pencari nafkah tunggal di keluarga.
