Moammar Khadafi, Si Anjing Gila yang Pernah Dicintai Rakyat Libya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di era 90-an mungkin tidak ada warga dunia yang tidak mengenal Muammar Khadafi. Pemimpin Negara Islam paling “ngeyel” terhadap tekanan Barat hingga Presiden Ronald Reagan menyebutnya “Si Anjing Gila.”

Padahal, saat dia naik ke tampuk kekuasaan dengan melalui sebuah pemberontakan di Benghazi, sebelah timur Libya.

Lalu pemberontakan itu melebar ke Ibu Kota Tripoli yang kemudian diberinama Gerakan 1 September dilakukan Khadafi dengan mudah dengan menggulingkan Raja Idris I yang sedang menjalani perawatan medis di Turki.

Di awal pemerintahannya Khadafi sanggup mengambil hati warga Libya karena mencabut izin pendirian markas militer Amerika Serikat dan Inggris di negara tersebut.

Dia juga mendirikan Bank Sentral Libya serta mengambil alih industri minyak mentah dan mendirikan perusahaan minyak negara dengan nama NOC.

Lelaki dengan nama lengkap Muammar Mohammed Abu Minyar al-Khadafi dan berpangkat kolonel tersebut, lalu menyita aset-aset asing.

Dia juga rajin blusukan ke desa-desa menyapa warganya, terkadang tanpa pengawal. Lalu, dibangunlah sekolah, rumah sakit, jalan dan infrastruktur lainnya.

Namun, tahun 1975 Khadafi dinilai mulai berubah terutama setelah menerbitkan manifesto bertajuk Buku Hijau pada tahun itu. Melalui manifesto itu dia mengecam parlemen dan sistem pemungutan suara yang disebutnya sebagai pemerintahan diktator.

Sejak itu, terutama negara Barat memandang Khadafi telah menghancurkan kebebasan politik dan mengantarkan Libya ke otoritarianisme. New York Times mencatatnya mulai menyikat para pengkritik, yang tak jarang diinterogasi dan diadili di hadapan massa, bahkan disiarkan televisi.

Khadafi disebut menyulap Libya menjadi sebuah negara sosialis yang disebut Jamahiriyah (“negara rakyat”) pada tahun 1977.

Walaupun ia sudah tidak memegang jabatan resmi di pemerintahan, ia mengambil peranan simbolis sebagai “Pemimpin Revolusi” dan masih menjadi panglima tertinggi militer. Ia sendiri dapat mengendalikan politik Libya lewat Komite-Komite Revolusioner.

Lawan-lawan politik Khadafi pun mendapat dukungan Barat setelah PBB tak kuasa menerima desakan Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy. Mereka menghendaki North Atlantic Treaty Organization (NATO) agar bisa masuk ke zona udara Libya dan melakukan serangan.

Perancis dan Inggris bersama-sama mendesak Sekretaris Pertahanan Amerika, Hillary Clinton, yang kemudian meyakinkan Presiden Amerika, Barrack Obama menyetujui NATO mengintervensi Libya.

Sebanyak 110 misil jenis Tomahawk ditembakan ke Libya. Dukungan dari Sarkozy dan Cameron bisa jadi tak lahir dari ruang hampa.

Setelah NATO menyerbu Libya, Khadafi terpojok dan mengungsi ke kampung halamannya di kota Sirte, sampai akhirnya dia menawarkan negosiasi. Pasukan pemberontak menolaknya.

Khadafi kemudian mengungsi dari Sirte ke Misrata, kota dekat Tripoli, bersama ratusan orang. Saat konvoi itu melaju, pesawat NATO kembali menjatuhkan bom. Human Rights Watch melaporkan lebih dari 100 orang anggota konvoi meninggal dunia.

Pemberontak Libya akhirnya berhasil menangkap lelaki beristri dua tersebut dari pipa saluran pembuangan air tempat dia bersembunyi.

Pemberontak dukungan NATO itu tidak kalah sadisnya dari Khadafi. Lelaki yang berkuasa 42 tahun tersebut diseret, didorong dan digebuki pemberontak hingga babak belur.

Setelah itu, pemimpin Libya itu dimasukkan ke ambulans untuk dibawa ke rumah sakit, 20 Oktober 2011. Tidak ada yang tahu bagaimana dia meninggal dunia, hanya pengumumannya saja yang mendunia.

Namun, hingga kini masyarakat Libya mungkin menyesali keputusan mereka menerima bantuan Dunia Barat untuk menggulingkan Khadafi. Seperti halnya negara-negara yang dicampuri Barat, kehidupan Libya sekarang masih dipenuhi ketidakpastian akibat konflik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

AMN Manado Bangkitkan Etos Pemuda Jadi Cendekia Cerdas dan Terhormat

Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado membangkitkan etos para pemuda untuk menjadi cendekia yang cerdas dan terhormat, sehingga mereka terampil...
- Advertisement -

Baca berita yang ini