Mesir Memanas, Ikhwanul Muslimin Tuduh Pemerintah Sengaja Bunuh Mursi

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Situasi Mesir kian memanas setelah mantan presiden Mohammed Mursi meninggal dunia saat menjalani persidangan pada Senin 17 Juni 2019 kemarin.

Ikhwanul Muslimin menuduh pemerintah menjadi biang kerok alias dalang meninggalnya Mursi. Bahkan, Ikhwanul Muslimin menyebut Mursi sengaja dibunuh oleh penguasa secara perlahan.

“Mereka menempatkannya di sel isolasi dengan makanan yang menjijikkan. Lalu menahan obat-obatan saat ia sakit. Pemerintah Mesir tidak membarinya hak selayaknya manusia,” tulis Partai Kebebasan dan Keadilan Ikhwan, partai yang didirikan Ikhwanul Muslimin, dalam keterangan resminya, Selasa 18 Juni 2019, seperti dikutip dari Aljazirah.

Sementara menurut anggota terkemuka Ikhwanul Muslimin London, Mohammed Sudan, kematian Mursi adalah pembunuhan yang sudah direncanakan jauh hari oleh pemerintah Mesir.

Menurut dia, informasi tentang kondisi kesehatannya pun sangat sedikit. Orang-orang bahkan tak dapat menjalin kontak dengannya ketika hadir di ruang sidang. 

“Dia tidak diperbolehkan menerima kunjungan selama berbulan-bulan atau hampir setahun,” kata Sudan.

Mursi adalah tokoh terkenal dari Ikhwanul Muslim. Dia menjadi presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis pada 2012. Dia memimpin Mesir setelah presiden sebelumnya, Husni Mubarak, mengundurkan diri menyusul demonstrasi massal.

Jabatan Mursi tak bertahan lama. Ia digulingkan dalam sebuah kudeta militer yang dipimpin Abdul Fattah Al Sisi. Kudeta berhasil, Al Sisi menjadi presiden, sedangkan Mursi ditahan.

Terdapat enam dakwaan yang harus dihadapi Mursi dalam persidangan itu, antara lain pembunuhan dan mata-mata untuk Qatar, Hizbullah serta Hamas. Dia juga dituduh terlibat terorisme. Semua dakwaan itu diyakini banyak pihak bermotivasi politik. 

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini