Mengenal Meningitis, Penyakit yang Diderita Glenn Fredly

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kabar duka meninggalnya musisi Glenn Fredly mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, Pasalnya, tak ada kabar terkait riwayat penyakit pangeran Pop Tanah Air ini.

Hingga kini, publik tak mengetahui jikalau Glenn Fredly ternyata memiliki riwayat penyakit. Glenn Fredly rupanya sudah lama mengidap penyakit meningitis atau radang selaput otak. Hal ini disampaikan oleh rekan seprofesinya Armand Maulana.

“Sudah lama punya penyakit ini, kemarin harusnya opname. Terus karena keadaan rumah sakit lagi chaos karena covid 19, ya dibawa ke rumah. Nah, mungkin di rumah alat dan penanganan kurang memadai,” kata Armand Maulana.

Apa sih itu penyakit meningitis? Dikutip dari Life Script, Sally Schoessler, R.N. menjelaskan sejumlah hal tentang meningitis, penyakit yang disebut diidap Glenn Fredly.

Direktur pendidikan untuk National Association of School Nurses di kota Silver Spring, Maryland itu mengatakan, meningitis adalah infeksi bakteri yang sangat jarang tapi serius. Lanjutnya, infeksi itu bisa merenggut nyawa seorang remaja yang tadinya sehat-sehat saja dalam waktu kurang dari 24 jam.

Meningitis adalah keadaan ketika meninges, yaitu jaringan di antara otak dan syaraf tulang belakang membengkak dan terkena infeksi. Muncul juga bakteremia, yang adalah infeksi parah dalam darah, dan juga pneumonia.

Infeksi ini menjadi semakin parah dengan cepat dan sukar mendapat diagnosis karena terlihat seperti flu. Gejalanya antara lain demam, pusing, ngilu persendian, dan leher yang kaku.

Bukan hanya itu, ujarnya, mereka yang bertahan hidup menderita dampak jangka panjang. Dampak sampingannya antara lain: Amputasi lengan, kaki, jari, atau jempol, Kerusakan neurologis, ketulian dan kerusakan ginjal.

Infeksi bakteri ini menular dengan mudah melalui tetesan pernapasan di dalam ruang tertutup, seperti asrama kampus atau kamp musim panas, ketika orang berbagi alat makan, berbagi botol minum dan saling berciuman.

Pihak pengendali penyakit menular AS (Centers for Disease Control and Prevention, CDC) menganjurkan agar remaja mendapatkan vaksinasi melawan meningococcal meningitis pada usia 11 atau 12 tahun. Penguat (booster) agar diberikan pada usia 16 tahun.

Namun, di AS, hanya 30 persen dari 78 persen anak yang mendapat vaksin telah menerima vaksin kedua sebagai penguat tersebut, demikian disebutkan oleh CDC.

Kata Schoessler, Ada yang tidak menyambung di situ, karena daya guna vaksin mulai menurun.

Untuk mengatasi meningitis, perlu antibiotik yang tepat, tapi perlu juga cukup kebijaksanaan untuk mengatakan. Sepertinya meningitis, karena seringkali hasil ujinya terlambat untuk bisa meresepkan antibiotik yang benar. Pencegahan adalah kunci dalam menghadapi meningitis.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Harga Daging Sapi di Bantul mulai Turun, Ini yang jadi Penyebabnya

Mata Indonesia, Bantul - Setelah Lebaran, harga daging sapi di Bantul mulai mengalami penurunan secara perlahan. Nur Wijaya, Lurah Pasar Niten, membenarkan hal tersebut dengan mengatakan bahwa pada 15-16 April 2024, harga daging sapi sudah stabil.
- Advertisement -

Baca berita yang ini