Memanas, Potensi Perang Rusia-Barat Semakin Besar

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Perwira militer paling senior Inggris, Jenderal Nick Carter dalam sebuah wawancara dengan Times Radio mengatakan bahwa risiko pecahnya perang yang tidak disengaja antara Rusia dan Barat lebih besar dibandingkan kapan pun selama Cold War atau Perang Dingin.

“Saya hanya berpikir bahwa kita berada di dunia yang jauh lebih kompetitif daripada 10 atau 15 tahun yang lalu. Dan saya pikir sifat persaingan antara negara dan kekuatan besar mengarah ke ketegangan yang lebih besar,” kata Jenderal Nick Carter.

“Dan saya pikir ketegangan adalah hal yang perlu diwaspadai,” sambung Kepala Staf Pertahanan Inggris itu, melansir CNN, Minggu, 14 November 2021.

Sang jenderal membandingkan situasi saat ini dengan periode sebelumnya dalam karier militernya sejak 1978. Menurutnya, ketika ia tumbuh dewasa dunia dikuasai oleh dua blok.

“Ketika Anda dan saya tumbuh dewasa, itu adalah dunia bipolar. Dua blok: Uni Soviet dan Barat. Kami kemudian memasuki periode di mana itu unipolar dan Amerika Serikat sepenuhnya unggul,” sambungnya kepada wartawan Tom Newton Dunn.

“Dan saya pikir kita sekarang memasuki periode di mana lebih multi-kutub, dan saya pikir di dunia multi-kutub dengan orang-orang bersaing untuk tujuan yang berbeda dan pada agenda yang berbeda, ada risiko ketegangan yang lebih besar yang mengarah ke hal-hal yang kita bicarakan,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Carter juga memperingatkan para politisi agar tidak memprovokasi eskalasi yang tidak perlu dan untuk berhati-hatilah agar orang-orang tidak membiarkan sifat suka berperang dari beberapa politik kita berakhir pada posisi di mana eskalasi mengarah pada salah perhitungan.

“Banyak alat dan mekanisme diplomatik tradisional yang Anda dan saya besarkan dalam Perang Dingin; ini sudah tidak ada lagi. Dan tanpa alat dan mekanisme itu, ada risiko lebih besar bahwa eskalasi atau eskalasi ini dapat menyebabkan salah perhitungan. Jadi Saya pikir itulah tantangan nyata yang harus kita hadapi,” ucap sang jenderal.

Ditanya apakah dia yakin Rusia terlibat dalam krisis migrasi di perbatasan UE-Belarus, jenderal itu mengatakan dia tidak tahu, tetapi “tidak ada yang akan mengejutkan,” katanya.

“Karena saya pikir lingkungan modern, dan karakter konflik dan peperangan yang berubah yang telah saya jelaskan, membuka kemungkinan bagi orang untuk menggunakan segala macam alat dan taktik dan teknik yang berbeda untuk mencoba dan mendapatkan kohesi kami,” katanya.

Sementara Presiden Rusia, Vladimir Putin telah membantah terlibat dalam krisis perbatasan. Ia mengatakan bahwa negaranya sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu.

“Saya ingin memberi tahu Anda sesuatu yang lain. Saya ingin semua orang tahu. Kami sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu. Semua orang mencoba untuk membebankan tanggung jawab kepada kami untuk alasan apa pun dan tanpa alasan sama sekali,” kata Putin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini