Mantap! Rupiah Diprediksi Menguat Lagi Kamis Ini

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Pergerakan mata uang rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) diramalkan bakal menguat pada perdagangan Kamis, 8 Agustus 2019.

Sebagai informasi, di akhir perdagangan Rabu kemarin rupiah ditutup menguat atas dolar AS di level Rp 14.228 per dolar AS atau menguat 0,26 persen dari penutupan hari sebelumnya.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa sejumlah sentimen eskternal maupun internal nampaknya menopang laju mata uang Garuda untuk kembali ditutup pada zona hijau hari ini.

Adapun sentimen eksternal yang akan bayangi laju rupiah di antaranya, pertama, masih ada harapan AS dan China kembali ke meja perundingan. Kedua negara memang menyepakati pertemuan di Washington awal bulan depan. Bahkan kalau ada perkembangan positif dalam dialog, AS bisa saja mengubah kebijakan bea masuknya.

“Disisi lain Apa yang di sangkakan oleh AS terhadat  mulai melancarkan perang mata uang nya hari ini tidak terbukti karena mata uang yuan kembali menguat. Yuan sengaja dilemahkan agar ekspor China tetap kompetitif dan sebagai sarana untuk menggertak AS. Hal ini membuat para investor boleh lega”, kata dia kepada Mata Indonesia News, Rabu sore kemarin.

Kedua, soal Keputusan Bank Sentral India (RBI) menurunkan suku bunga acuan 35 basis poin (bps) ke 5,4%. Lebih dalam ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters, yaitu penurunan 25 bps.  Kemudian Bank Sentral Thailand (BoT) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 1,5%. Ini di luar ekspektasi, karena pelaku pasar memperkirakan suku bunga dipertahankan di 1,75%.

“Penurunan suku bunga acuan di India dan Thailand, yang juga berstatus sebagai negara berkembang, menguntungkan Indonesia. Sebab, berinvestasi di Indonesia bisa mendatangkan untung lebih oke,” ujar dia.

Sementara, sentimen internal, kata Ibrahim, datang dari laporan Bank Indonesia (BI) tentang cadangan devisa Juli 2019 sebesar 125,9 miliar dolar AS, atau meningkat dibandingkan  posisi Juni 2019 yang sebesar 123,8 miliar dolar AS.

“BI menjelaskan, peningkatan cadangan devisa pada Juli 2019 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas dan valas lainnya, serta penarikan utang luar negeri pemerintah,” katanya.

Selain itu, Kondisi global yang tak menentu membuat BI terus melakukan intervensi  secara aktif di pasar valas dan obligasi negara melalui pasar DNDF (Domestic Non-Deliverable Forwards), sampai penutupan pasar sore kemarin.  Intervensi BI membuahkan hasil yang memuaskan bagi pelaku pasar dalam negeri

Ia memperkirakan rupiah akan menguat sepanjang hari ini di range Rp 14.165- Rp 14.285 per dolar AS.

 

 

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini