Lokasi Bekas Masjid Uighur yang Dihancurkan Cina Akan Dibangun Hotel

Baca Juga

MATA INDONESIA, VIRGINIA – Lebih dari 40 organisasi hak-hak sipil Muslim-Amerika di Amerika Serikat melakukan kampanye untuk memboikot Hilton Worldwide karena berencana membangun sebuah hotel di lokasi masjid Uighur yang dihancurkan oleh pihak berwenang di Xinjiang, Cina.

Berbicara pada konferensi pers yang diadakan di depan markas Hilton di Virginia, Council on American-Islamic Relations (CAIR), sebuah organisasi di garis depan inisiatif tersebut, mengatakan bahwa mereka telah bernegosiasi secara tidak langsung dengan grup hotel yang meminta mereka untuk bergabung. Akan tetapi, pembicaraan itu berakhir gagal.

“Hari ini, kami mengumumkan kampanye boikot global terhadap Hilton,” kata direktur eksekutif CAIR Nihad Awad, melansir Al Jazeera, Jumat, 17 September 2021.

“Anda dan saya memiliki pilihan untuk memilih ke mana harus pergi dalam perjalanan Anda atau melakukan pertemuan bisnis atau mengadakan acara, pernikahan atau perjamuan,” tuturnya.

Awad juga menegaskan bahwa proyek tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang berkontribusi pada penghancuran budaya Uighur dan keimanan.

Sebagaimana diketahui, hingga saat ini Cina konsisten melakukan kampanye panjang melawan penduduk Uighur yang sebagian besar beragama Islam.

Kaum Muslim Uighur ditahan secara massal, sterilisasi paksa, memisahkan anak-anak dari keluarga dan menghancurkan lokasi agama dan budaya. Namun, Beijing membantah klaim tersebut.

Situs yang memicu boikot adalah sebuah masjid di prefektur Hotan, yang dihancurkan pada 2018. Rencananya, tanah rata bekas masjid itu akan diubah Hilton menjadi hotel Hampton Inn.

Awad mengatakan mereka diberitahu tentang proyek yang diusulkan pada awal Juni. Sementara pada Juli, komisi kongres AS bipartisan meminta Hilton Worldwide untuk tidak mengizinkan namanya dikaitkan dengan proyek hotel.

Sekitar 16 ribu masjid di 900 lokasi di wilayah Xinjiang hancur sebagian atau seluruhnya antara 2017 dan 2020, menurut penelitian oleh lembaga Kebijakan Strategis Australia.

Menara-menara telah dipindahkan dari masjid-masjid, beberapa dihancurkan sama sekali di tempat-tempat yang diawasi ketat oleh Cina. Kehancuran telah diverifikasi oleh laporan di lapangan dan membandingkan foto satelit dari tahun-tahun sebelumnya hingga sekarang.

Para pejabat di Beijing mengatakan kepada kantor berita Reuters awal tahun ini bahwa tidak ada situs keagamaan di Xinjiang yang dihancurkan atau dibatasi secara paksa dan mengundang mereka untuk mengunjungi daerah tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini