Kemunculan Cacing; BMKG: Belum Tentu Ada Gempa, Kita Harus Waspada

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Munculnya cacing tanah secara massal dari dalam tanah selama ini memang dihubungkan dengan kemungkinan gempa bumi yang akan terjadi, sehingga masyarakat diminta waspada karena gempa tersebut tidak bisa diprediksi dengan pasti.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono melalui keterangan tertulisnya yang dikutip Senin 20 April 2020.

“Beberapa peristiwa gempa merusak di dunia diantaranya diawali adanya gejala alamiah berupa kemunculan cacing tanah secara massal,” ujar Daryono.

Dia menyontohkan kemunculan cacing tanah di Taiwan yang dilaporkan hanya 10 hari menjelang gempa Chi Chi 1999. Pada gempa Haicheng, China 1975, beberapa hari sebelumnya juga ada kemunculan cacing tanah ke permukaan tanah.

Beberapa pustaka menurutnya juga mengungkap adanya kemunculan cacing tanah menjelang gempa kuat.

Menurutnya, munculnya cacing tanah menjelang gempa terkait anomali gelombang elektromagnetik yang timbul beberapa hari sebelum gempa terjadi.

Sejumlah cacing ternyata merespon anomali kelistrikan dengan keluar dari dalam tanah secara bersamaan.

Namun, laporan kemunculan cacing menjelang gempa besar, selalu didukung data prilaku gejala alamiah tak lazim lainnya. Misalnya saja kemunculan ular, anjing yang terus menggonggong, dan ikan melompat-lombat di kolam.

Selain prilaku aneh binatang, para ilmuwan juga menandai adanya anomali prekursor gempa. Prekursor gempa adalah sebuah kondisi fisis yang menjadi petunjuk akan terjadi gempa.

Prekursor dapat berupa anomali permukaan tanah, muka airtanah, emisi radon dan magnit bumi yang terjadi berbarengan. Radon merupakan unsur radioaktif, emisi gas radon dipercaya akan keluar ketika batuan akan melepaskan stressnya, sehingga radon menjadi parameter prekursor gempa

Munculnya cacing di Solo Jawa dam Klaten tampaknya belum dapat dikatakan sebagai petunjuk akan terjadi gempa. Ini karena fenomena cacing tersebut berdiri sendiri, tidak didukung adanya tanda alamiah lain dan anomali prekursor.

Sehingga munculnya cacing di wilayah ini diduga disebabkan adanya perubahan kondisi cuaca, iklim, dan lingkungan yang mendadak, termasuk kemungkinan terpapar bahan kimia dll.

Mengingat wilayah kita memang rawan gempa sebaiknya kita selalu waspada. Gempa kuat dapat terjadi kapan saja dan belum dapat diprediksi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini