‘Kebohongan Trump’ Jadi Sebab Rupiah Kembali Terkapar Sore Ini

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Pergerakan mata uang rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah di akhir perdagangan hari Rabu 28 Agustus 2019.

Mengutip data RTI Business, pergerakan mata uang rupiah hingga pukul 16.11 WIB berada di posisi Rp 14.255 per dolar AS atau tak bergerak dari posisi penutupan hari kemarin.

Sementara pergerakan sejumlah mata uang di negara Asia bervariasi.

Misalnya mata uang Yen Jepang naik 0,02 persen. Mata uang Yuan China melemah 0,20 persen. Sementara mata uang dolar Singapura malah menguat 0,01 persen.

Sementara laju mata uang negara maju juga rata-rata melemah seperti dolar Australia yang turun 0,13 persen. Euro turun 0,01 persen. Poundsterling turun 0,84 persen.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pelemahan mata uang Garuda disebabkan oleh beberapa sentimen dari eksternal di antaranya sebagai berikut.

Pertama, China membantah klaim dari Trump soal damai dagang.

“China justru mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan AS yang kembali menetapkan bea masuk yang lebih tinggi bagi importasi produk asal China. Langkah AS tersebut sama sekali tak konstruktif,” ujar Ibrahim Rabu sore ini.

Kedua, eskalasi perang dagang AS-China bisa membawa perekonomian AS jatuh ke jurang resesi. Dalam beberapa waktu terakhir, yield obligasi AS tenor 2 tahun sempat beberapa kali bergerak melampaui yield obligasi AS tenor 10 tahun. Fenomena ini disebut sebagai inversi.

Untuk diketahui, inversi merupakan sebuah fenomena di mana yield atau imbal hasil obligasi tenor pendek berada di posisi yang lebih tinggi dibandingkan tenor panjang.

“Padahal dalam kondisi normal, yield tenor panjang akan lebih tinggi karena memegang obligasi tenor panjang pastilah lebih berisiko ketimbang tenor pendek,” kata dia.

 

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini