Kasus Covid-19 di Cina Kembali Bangkit, Dipicu Varian Delta

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIJING – Para pejabat dari otoritas Kesehatan Cina mengungkapkan bahwa kebangkitan Covid-19 telah menyebar ke 11 provinsi hanya dalam waktu sepekan. Gelombang terbaru ini dipicu oleh varian Delta.

Beberapa ahli epidemiologi Cina bahkan melihat wabah sporadis saat ini mencapai skala terbesar sejak epidemi berkobar di Nanjing pada akhir Juli – yang merupakan terburuk sejak wabah 2020 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei.

Namun, jika tindakan anti-epidemi diterapkan secara efektif dan setiap celah berhasil diperbaiki, maka wabah terbaru yang diidentifikasi sebagai varian Delta dapat dikendalikan dalam waktu satu bulan, kata seorang pakar kesehatan veteran.

Deputi Direktur Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC), Wu Liangyou menyatakan bahwa pihaknya mencatat 133 kasus positif Covid-19 di Negeri Tirai Bambu dalam sepekan terakhir. Sebanyak 106 kasus di antaranya terkait dengan 13 kelompok wisatawan, termasuk wisatawan yang memakai kendaraan pribadi.

“Saat ini, epidemi sedang dalam tahap perkembangan pesat, karena kasus infeksi yang tidak terkait dengan kelompok wisata telah meningkat. Ketika pekerjaan penyaringan berlanjut, jumlah infeksi diperkirakan akan meningkat, dengan area yang terkena dampak juga meluas,” tutur Wu, melansir Global Times.

Sejak 17 Oktober, babak baru infeksi domestik telah terjadi di banyak tempat dan menyebar ke 11 provinsi hanya dalam waktu sepekan. Sebagian besar infeksi terkait dengan kegiatan pariwisata lintas wilayah dan risiko epidemi yang semakin meluas telah meningkat, menurut NHC.

Telah dikonfirmasi bahwa virus yang mengakibatkan wabah yang sedang berlangsung berasal dari luar negeri, tetapi bagaimana virus itu masuk ke Cina masih belum diketahui, Wang Guangfa, seorang ahli pernapasan di Rumah Sakit Pertama Universitas Peking, mengatakan kepada Global Times.

“Di wilayah utara semakin dingin, yang berarti virus dapat bertahan lebih lama di permukaan benda atau di lingkungan yang berbeda. Ada juga bukti yang menunjukkan sistem rantai dingin membantu menularkan virus,” kata Wang, mencatat bahwa semua faktor ini perlu untuk dipertimbangkan.

Li Mingde, penasihat akademik di Pusat Penelitian Pariwisata di bawah Akademi Ilmu Sosial Cina, mengatakan, putaran kebangkitan epidemi ini menunjukkan bahwa pariwisata adalah saluran utama untuk penularan virus, karena selalu datang cluster yang besar.

Dengan Provinsi Gansu di wilayah Cina Barat Laut yang resmi menangguhkan semua kegiatan terkait pariwisata di tengah meningkatnya infeksi Covid-19, pada Minggu (24/10), setidaknya lima provinsi termasuk Beijing juga melalukan hal serupa.

Kementerian Priwisata Cina juga menyarankan masyarakat untuk tidak pergi ke daerah berisiko menengah dan tinggi. Hingga Minggu, delapan provinsi dan kotamadya telah membuat kebijakan pariwisata baru.

Beijing, misalnya, mendesak masyarakat untuk mengurangi pertemuan publik, sementara Provinsi Yunnan di Cina Barat Daya melarang kelompok perjalanan pergi ke provinsi yang memiliki daerah berisiko sedang dan tinggi.

Wabah sporadis terbaru telah menjadi yang paling parah setelah wabah pada akhir Juli di Nanjing, ibu kota Jiangsu China Timur, kata Wang, mencatat bahwa rantai penularan di antara kelompok-kelompok turis telah meluas ke lebih banyak tempat dengan jumlah infeksi yang terus meningkat.

Wabah di Bandara Internasional Nanjing Lukou, yang juga dipicu oleh varian Delta, adalah yang paling parah dan menyebabkan infeksi terbanyak di China sejak wabah di Wuhan pada 2020, menurut NHC.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini