Jokowi Yakin Ekonomi Kuartal III-2022 Tumbuh 6 Persen

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Meskipun pada awal September terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang sempat dikhawatirkan menggerus daya beli masyarakat.

Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimis ekonomi di kuartal III ini akan lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.

Dirinya memprediksi ekonomi kuartal III-2022 bisa tumbuh dalam rentang 5,4 persen sampai 6 persen. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan di kuartal II sebesar 5,44 persen.

“Saya cek di lapangan juga menurut saya akan tumbuh di atas yang kuartal II,” kata Jokowi dalam acara UOB Economic Outlook 2023 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis 29 September 2022.

Terlebih beberapa waktu lalu Jokowi turun langsung ke Maluku Utara yang pertumbuhan ekonominya bisa mencapai 27 persen. Tingginya pertumbuhan domestik ini ditopang dari sektor hilirisasi.

“Saya awal enggak percaya, setelah saya cek detail, dulu ekspornya nikel raw material hanya mentahan. Sekarang ada industri smelter di sana minyak,” kata dia.

Meski begitu, dia menyadari prediksi yang dibuatnya berbeda dengan perhitungan yang dilakukan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sebab Jokowi mengaku memiliki ‘kalkulator’ sendiri yang membuatnya optimus ekonomi nasional pada awal semester II ini lebih optimis.

“Bu Menkeu mungkin juga bisa berbeda dengan saya. Saya juga punya kalkulator sendiri, Pak Menko (Perekonomian) punya perkiraan sendiri,” kata dia.

Meski hitungannya berbeda, namun Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menumbuhkan semangat optimisme dalam menghadapi ketidakpastian global. Apalagi yang dihadapi ini bukan hal yang gampang dan hal yang murah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Okupansi Hotel di DIY Terlambat Meningkat, PHRI masih Optimistis Target Tercapai 90 Persen

Mata Indonesia, Yogyakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mengakui bahwa tingkat keterisian hotel di wilayahnya selama libur Lebaran tahun ini sedikit di bawah prediksi. Penundaan liburan hingga prioritas acara keluarga di rumah tampaknya menjadi faktor utama dalam hal ini.
- Advertisement -

Baca berita yang ini