Ini Empat Penyebab Banjir Jabodetabek dan Lebak Versi Kepala BNPB

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tercatat 64 orang meninggal dunia akibat banjir sejak 31 Desember 2019 hingga 4 Januari 2020. Banyak wilayah yang tidak pernah kebanjiran, tahun ini harus merasakannya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo, mengatakan terdapat beberapa faktor penyebab banjir hingga tanah longsor di beberapa wilayah Jabodetabek dan Lebak. Empat di antaranya sebagai berikut :

1. Curah Hujan Sangat Tinggi.

Beberapa daerah di Jakarta Timur termasuk Bekasi dan Depok saat itu memiliki curah hujan tinggi. Tercatat mencapai lebih dari 300 mm per hari.

Rekor tertinggi di Bandara Halim Perdanakusuma yang dalam sejarah tidak pernah mengalami banjir, hujan tercurah 377 mm per hari. “Jadi kita perlu menyadari bahwa curah hujan adalah faktor yang paling utama”, ujar Doni.

2. Alih Fungsi Lahan

Terdapat beberapa daerah terutama di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Bogor mengalami alih fungsi lahan. Hal itu menyebabkan ratusan hingga ribuan hektar lahan di daerah tersebut mengalami longsor.

Sejumlah lahan dengan kemiringan lebih dari 40 derajat beralih menjadi lahan pertanian untuk tanaman jangka pendek atau semusim dengan akar yang tidak begitu kuat.

Selain itu banyak warga yang seenaknya mendirikan rumah di bibir sungai dan di bawah tebing jurang akibatnya bakal tertimbun tanah dan tergerus air bah.

3. Galian Tambang

Selain curah hujan yang tinggi, banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di Lebak misalnya dipicu galian tambang di kawasan Taman Nasional Halimun Salak. Lahan bekas tambang itu akan menampung air sehingga saat daya dukungnya tidak memadai lagi mengakibatkan banjir bandang.

4. Penutupan Aliran Sungai

Hal lain yang menyebabkan banjir adalah anak-anak sungai di bagian hulu yang mengarah ke Sungai Ciberang, Kabupaten Lebak ditutup warga yang membendungnya. Seperti halnya lahan galian bekas tambang, ketika daya dukungnya tidak memadai, maka pecah dan menyapu seluruh kawasan di sepanjang Sungai Ciberang, terutama di Desa Cipanas, Kecamatan Lebak Gadong.

Di sepanjang sungai tersebut banyak rumah yang hanyut serta sekolah-sekolah pun juga terbawa air bah. Tak hanya itu, sungai di daerah tersebut bahkan pindah atau bergeser.(Marizke)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini